Chapter 34

2K 161 207
                                    

Setelah dipikir-pikir, usai melangsungkan pernikahan, Ethan dan Elenor sama sekali tidak memiliki waktu senggang untuk menikmati kehidupan pernikahan mereka. Elenor sudah menolak mentah-mentah untuk honeymoon pada awalnya. Tapi sekarang ada sedikit penyesalan dalam benak Elenor.

Honeymoon mungkin bisa saja menjadi waktu yang menyenangkan untuk lebih mengenal Ethan. Akan tetapi untuk saat ini dia merasa malu jika harus meluruskan sesuatu yang sudah pernah dia tolak sebelumnya.

Akhir pekan sudah datang. Elenor bisa mengambil hari liburnya dan berniat mengubah hari itu menjadi liburan sungguhan.

Elenor memperhatikan punggung Ethan. Pria itu sudah bangun lebih dulu, sedang berdiri di balkon kamar dan berbicara di telepon dengan seseorang. Samar-samar suaranya terdengar dan sesuatu yang Ethan bahas adalah tentang hak asuh anak. Mungkinkah telepon itu dari Tante-Tante yang sempat dia jumpai di Firma Hikum Ethan?

Diam-diam Elenor memperhatikan wajah Ethan dari samping. Baru bangun tidur dalam keadaan shirtless dan rambut berantakan saja Ethan masih tampan. Hidungnya tampak sangat runcing dari samping. Bibirnya berwarna merah muda tanpa harus mendapat polesan. Oh sialan. Mengapa Elenor jadi memuji-muji pria itu?

Masih dengan ponsel yang menempel di telinganya, Ethan tiba-tiba memutar tubuh. Membuat punggungnya bersandar pada pinggiran balkon. Kini Elenor tertangkap basah. Wajahnya memanas kala Ethan melempar senyum.

Pembicaraan itu tiba-tiba berakhir. Begitu cepat. Ethan langsung meletakan ponselnya di atas nakas dan menunduk untuk mengecup bibir Elenor. "Selamat pagi."

"Selamat pagi," Balasnya. "Kamu dapat telepon dari siapa pagi-pagi?"

"Biasa. Dari klien."

"Tante-Tante yang suka godain kamu itu ya?"

Ethan mengangguk menahan tawanya mendengar julukan yang Elenor berikan, "Ya, Bu Fransisca."

"Jadi hari ini kamu sibuk?"

"Enggak sih. Kamu mau ada rencana apa hari ini?"

"Rencananya mau ngajakin kamu pergi liburan. Suntuk kerja terus, Than. Apalagi akhir pekan gini. Tapi kalau kamu lagi ada kerjaan mendesak, enggak apa-apa. Kita perginya bisa lain kali aja."

"Aku nggak sibuk." Ethan ikut masuk ke dalam selimut. Memeluk tubuh Elenor dan merebahkan kepalanya di atas dada perempuan itu. "Kamu mau kita pergi kemana?"

"Kamu ada ide?"

"Aku sih kemana aja asalkan sama kamu."

"Itu bukan ide. Itu namanya ngegombal. Aku serius, Than."

Ethan terkekeh sambil mengendus-ngendus leher Elenor karena terlalu gemas. "Aku juga serius. Aku ikut kemana pun kamu mau pergi."

"Waktu ini kita udah sempat movie date di mall. Kalau sekarang kita liburan ke pantai, menurut kamu gimana?"

"Kamu mau ke pantai? Ayo."

"Serius kamu mau?"

"Mau lah. Jarang-jarang kamu mau ngajakin aku liburan, biasanya kamu sukanya kerja melulu. Hadiah honeymoon dari Kakek aja kamu tolak mentah-mentah karena nggak mau ninggalin kerjaan rumah sakit. Betah banget. Apa karena di rumah sakit ada Cristian?"

Elenor tidak memberi jawaban sehingga Ethan mengangkat kepalanya untuk dapat melihat ekspresi wajah perempuan itu. Tampaknya Ethan sudah mengacaukan mood Elenor dipagi hari. Semua tergambar jelas di wajah Elenor yang mendadak datar dan enggan menatapnya. Tapi Ethan juga tidak bisa menampik bahwa dia terganggu dengan keberadaan Cristian di dekat Elenor. Apa mungkin itu bisa dikatakan cemburu?

LOVE OF MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang