EPILOG

2K 161 21
                                    

Raja benar-benar mengantar Ziva pulang sampai ke rumahnya setelah mereka selesai bekerja. Mila dan Faris yang sedang ada di rumah tampak begitu senang saat melihat kepulangan Ziva yang diantar oleh Raja.


"Assalamu'alaikum, Ayah ... Ibu ...." sapa Ziva, seraya mencium tangan kedua orangtuanya.

"Assalamu'alaikum, Om ... Tante ...." Raja pun ikut menyapa seraya mencium tangan kedua orangtua Ziva.

"Wa'alaikumsalam," jawab Faris dan Mila dengan kompak disertai senyum sumringah.

"Raja sengaja antar aku pulang setelah kami tiba di kantor, tadi. Dia merasa bertanggung jawab untuk mengantar aku pulang, karena kemarin dulu aku pergi bekerja bersama-sama dengannya. Jadi saat pulang, dia juga merasa harus mengantar aku agar selamat sampai tujuan," jelas Ziva, agar kedua orangtuanya tidak salah paham.

"Kami berdua sangat paham dengan niat baik Nak Raja. Kami juga tidak akan melarang ataupun mengomentari. Kalau Nak Raja mau sering-sering antar jemput Ziva di luar jam kerja juga boleh, kok. Kami tidak akan melarang," ujar Faris, dengan wajah penuh senyuman.

"Ayah ... jangan bikin Raja jadi kapok, please. Aku ini partner kerjanya, jadi aku enggak mau merasa canggung sama dia hanya gara-gara kekonyolan Ayah yang baru saja tercetus," mohon Ziva, tampak benar-benar terlihat sengsara.

"Tidak masalah, Om. Jangankan antar jemput saat kerja, kalau Ziva minta antar jemput di luar jam kerja pun aku jelas tidak akan merasa keberatan," balas Raja, mengimbangi kekonyolan Faris yang sedang ingin menggoda Ziva.

"Ja ... jangan ikut-ikutan konyol seperti Ayahku," gemas Ziva.

Mila pun tertawa dan langsung merangkul Ziva dengan erat.

"Maaf ya, Nak Raja. Ziva dan Ayahnya kalau sudah ketemu memang selalu saja sering bertingkah konyol seperti itu," ujar Mila.

"Aku paham kok, Tante. Aku sama sekali enggak merasa tersinggung atau merasa tersindir sama sekali," tanggap Raja, sangat sopan.

"Alhamdulillah kalau Nak Raja paham. Kalau begitu mari Nak Raja, masuklah dulu dan ikut minum teh bersama kami," ajak Mila.

"Uhm, mungkin lain kali Tante. Maaf sekali, kali ini aku harus pulang lebih cepat. Aku belum minta izin sama Ibu untuk bertamu ke rumah teman dan biasanya kalau aku pulang kerja ya memang akan langsung pulang ke rumah. Tadi aku hanya izin mau antar Ziva pulang ke sini sama Ibu, jadi aku mungkin akan langsung pulang sekarang agar Ibuku tidak merasa khawatir," jelas Raja, agar Mila ataupun Faris tidak merasa kecewa dengan penolakannya.

"Baiklah kalau begitu, Nak Raja. Segeralah pulang dan hati-hati di jalan. Terima kasih karena kamu sudah mau mengantarkan Ziva sampai ke rumah, tolong sampaikan salam kami untuk Ibumu di rumah," pesan Faris.

"Insya Allah akan aku sampaikan, Om. Kalau begitu aku pulang dulu. Assalamu'alaikum," pamit Raja.

"Wa'alaikumsalam," jawab Faris, Mila, dan juga Ziva.

Setelah Raja benar-benar pulang, Faris dan Mila pun memberi tahu Ziva bahwa mereka akan hadir pada pertemuan antara tiga keluarga yang saat ini hubungannya sedang tidak baik-baik saja. Mereka juga akan mengajak Ziva, meskipun mungkin akan ada kemungkinan Ziva bertemu dengan Gani dan Rere di sana. Ziva jelas tidak bisa menolak ajakan Ayah dan Ibunya. Mau tak mau, suka tak suka, Ziva akhirnya memutuskan untuk ikut meski tidak benar-benar ingin hadir pada pertemuan itu.

Pukul delapan malam, Gino memarkirkan mobil milik Keluarga Adinata di halaman parkir rumah Keluarga Hardiman. Ziva ikut melangkah masuk ke rumah Paman dan Bibinya tersebut, saat Faris dan Mila sudah berjalan mendahului langkahnya. Mereka disambut dengan baik seperti biasanya oleh semua orang yang hadir, namun perhatian Ziva langsung tertuju kepada Retno yang tampak sangat senang ketika melihatnya.

TELUH BERAS KUNINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang