prolog.

1.5K 188 20
                                    

Nanda is back!




🍀🍀🍀





Bersamaan dengan mataku yang berhasil terbuka, mulutku menghirup udara dengan rakus. Berulang kali hingga dadaku tak lagi sesak. Setelah tenang, kedua mataku bergerak menjelajah.

Apa ini? Bagaimana bisa aku berada di kamarku? Rumah orangtuaku? Padahal aku masih ingat dengan jelas, aku sedang memasak di dapur. Lalu tiba-tiba penglihatanku berkunang-kunang, tubuhku limbung, dan kepalaku sakit bukan main saat membentur lantai.

Hanya erangan kesakitan yang berhasil keluar dari mulutku. Lagi pula, sekalipun aku bisa mengucap tolong, siapa yang akan datang? Aku sendirian di rumah itu.

Aku pernah dengar, kilas balik selama hidup akan muncul bagai film yang diputar ketika seseorang semakin dekat dengan kematiannya. Dan aku tengah mengalaminya saat ini. Aku mengerang, aku belum ingin mati. Aku tidak rela mati konyol seperti ini.

Ucapan maaf juga belum kusampaikan pada Ayah dan Mama. Setahun ini, aku hanya menyulitkan dan membuat mereka khawatir. Tidak ada hal baik yang kutinggalkan untuk mereka.

Setelahnya, aku tidak ingat apa pun lagi.

Satu tanganku terangkat, mengusap kepalaku yang anehnya tidak meninggalkan rasa sakit. Tanganku terus menjelajah, namun tidak menemukan satu pun luka. Yang lebih anehnya lagi, rambutku yang sengaja kupotong pendek, mendadak jadi panjang.

Aku bergegas bangkit dan menatap diriku dicermin. Mataku terbelalak melihat diriku di dalam sana. Wajahku terlihat segar, tubuhku lebih berisi dan sehat, dan rambutku benar-benar panjang. Aku tidak berubah, tapi ini aku sebelum menikah.

Mimpi. Ini jelas mimpi.

Aku menggeleng linglung. Tidak masuk jika aku kembali ke masa lalu. Dengan kebingungan yang masih menguasai, aku berbalik dan menyambar ponsel di tempat tidurku. Tanganku gemetar melihat tanggal yang ada di layar ponsel. 10 April 2022.

Empat bulan sebelum pernikahanku.

Tidak mungkin.

“Ocha! Kamu belum bangun?”

Itu suara Mama.

Aku memutar tubuhku perlahan ketika pintu kamarku dibuka. Mama berdiri di sana, dengan kebaya membalut tubuhnya. Apa lagi ini? Kenapa Mama juga muncul dalam mimpiku?

“Kamu baru bangun jam segini, begadangnya sampai jam berapa?” Mama geleng-geleng.

“M-Mama,” gumamku.

“Kunci pintunya, Mama mau berangkat sekarang,” kata Mama.

“Mama mau ke mana?” tanyaku walau masih bingung setengah mati.

“Ocha, bisa-bisanya kamu lupa. Hari ini kan nikahannya Ria, sepupu kamu.”

Aku bergeming. Kenapa semua terasa sangat nyata, padahal apa yang sedang terjadi saat ini tidak masuk akal. Di dunia ini, tidak ada sejarah seseorang kembali ke masa lalunya.

Marriage First, Love Later [HIATUS]Where stories live. Discover now