01 - Kagum?

23 6 0
                                    

Apa nama ku yang tertulis di Lauhul Mahfudz mu?
Iqbal Auzhavini





OMORFOS GANG'S KELAS XI

{Aku Mengaguminya?}




"Ngapain sih Lo ngajak gue kesini?" Decak Iqbal.

Siapa coba yang tidak kesal? Malam-malam yang damai dan tenang harus terganggu karena Rian. Ya! Bagi yang sudah membaca Gerry Alexandre pasti tahu sifat Rian yang Akhlakless. Sama dengan si Leo. Mereka berdua emang cocok. Sama-sama nggak ada akhlak dan nggak ada malu.

Dan Iqbal yang sedang asyik mengisi malam nya dengan membaca Al-Qur'an harus terganggu karena tiba-tiba Rian datang kerumahnya dan mengajak nya jalan keluar. Alasannya sih mencari cemilan, tapi kok malah nyasar jadi nongkrong ke cafe. Pasti mata Rian mulai jelalatan cari mangsa baru untuk ia goda dan ia jadikan salah satu gebetan nya. Kenapa Iqbal diajak juga? Rasanya Iqbal ingin melempar Rian ke danau Toba.

"Kan kita temen, sesama temen harus setia gitu lah, harus nemenin temennya dalam kesusahan, Bal," asal cowok itu.

"Najis!" Rian langsung mendengus sebal. "Lagian nemenin temen juga tau situasi kali. Lo mah bukan kesusahan, tapi lagi cari kesempatan buat cari mangsa baru. Gue tau akal busuk Lo, Yan! Insaf woy! Insaf!" Kesal cowok itu tak habis pikir.

Rian menyengir tak berdosa, "Yaelah itu Lo tau, Lo kan udah kenal gue dari SMP, jadi nggak perlu kaget, nyet! Kuy lah masuk, kali ini gue jamin Lo deh, terserah mau ambil apa aja,"

"Kagak ah, gue ikhlas nemenin Lo, tapi kali ini aja. Awas sampe berkali-kali Lo ajak gue mulu, sumpek gue liat muka Lo terus, lain kali ajak aja si Leo. Kan kalo malem tu bocah nganggur,"

"Yakin ikhlas? Tapi tu muka kusut terus kek belum disetrika,"

"Ck, terserah Lo ah,"

"Lagian nih ya, kalo gue ajak Leo males ah. Tu bocah maruk makannya, bangkrut ntar keuangan gue. Ntar gue dikira homo gegara kemana-mana berdua terus sama Leo. Berasa nggak laku aja gue didepan umum," ucap Rian pede nya.

"Bukannya iya?"

Rian mengernyit heran. Dua cowok yang berjalan masuk menuju cafe itu langsung menjadi pusat perhatian beberapa orang. Terutama perempuan, apalagi kalau pegawai cafe ciwi-ciwi nya. Yang glowing dikit, otw jadi incaran nya Rian.

"Apanya?"

"Lo emang nggak laku," kekeh Iqbal.

"Emang monyet Lo, Bal! Seharusnya Lo doain gue supaya cepet dapet pacar baru setelah putus dari Nadine, tapi doa Lo malah begitu. Sialan Lo jadi temen laknat beut," omelnya.

"Emangnya kita temen, ya?" Tanya Iqbal lempeng.

Rian menatap geram Iqbal. Ingin rasanya melempar cowok itu dari lantai tiga siapa tau amnesia nya bisa hilang. Tapi, cowok itu justru balik bersikap jahil tanpa dosa kepada Rian.

"Sialan Lo anak setan!" Umpat nya kesal.

"Canda, Yan! Dibawa serius amat sih Lo," ucap Iqbal namun Rian mode ngambek nya persis kayak perempuan.

"Aulah,"

"Cih ngambek kok kayak perempuan?" Ejek Iqbal.

"Habisnya sih Lo, nyebelin banget. Udah tau gue lagi curhat. Lagian doa Gus kayak Lo kan pasti langsung diijabah sama Allah SWT. Kalo kayak gue sih pasti ragu-ragu mau diijabah,"

"Kenapa?"

"Kan—"

"Oiya gue baru inget kalo Lo kan setengah reog," celetuk Iqbal tanpa muka berdosa lagi untuk kedua kalinya dan membuat Rian menghela nafasnya kasar ingin mencabik-cabik wajah tampan Iqbal yang sangat tampan walaupun dengan foto aib.

IQBAL AUZHAVINI Where stories live. Discover now