12 ||Wow! kotak-kotak

528 25 12
                                    

Vote dulu yuk!

Happy reading ❤️

•••

Setelah sampai di depan pintu apartemen Mawar, Arlan tidak langsung menekan bel ataupun memasukkan kata sandinya. Ia terlebih dahulu diam, menyiapkan mental untuk bertemu dengan seorang gadis yang baru sore tadi ia ambil ciuman pertamanya.

Meskipun mereka berdua sudah saling tukar informasi mengenai password apartemennya, namun sungguh Arlan belum siap bertemu dengan Mawar.

Apakah gadis itu membencinya? Atau jangan-jangan Mawar akan menghindarinya? Tidak-tidak! Jika Mawar menghindari dirinya, siapa yang akan menjaga Lily? Karena sejauh ini hanya Mawarlah orang yang ia percayai selain Mamanya dalam hal menjaga putrinya.

Ia pun mengambil napas dalam-dalam, bersiap untuk menekan tombol password. Namun sebelum itu, seseorang terlebih dahulu membuka pintu apartemen dari dalam.

"Om Arlan?" Mawar, gadis itu menatap bingung ekspresi panik Arlan.

"Ngapain, Om? Nyariin Lily? Dia didalam. Saya mau buang sampah, misi."

Setelah mengatakan itu, Mawar pun meletakkan kantong kresek yang berisikan sampah kemasan makanan ringan yang sudah setengahnya mereka habiskan. Sungguh, sore ini Lily dan Mawar berpesta ciki sampai Lily tepar karena kekenyangan.

Mawar kembali berdiri di depan Arlan yang masih terdiam, tidak berani menatap matanya. Gadis itu memegang lengan Arlan, membuat pria tersebut terkejut.

"Kenapa, Om?" Tanyanya heran.

Sedangkan Arlan hanya bisa menggelengkan kepalanya karena bingung dengan sikap Mawar yang seolah tidak pernah terjadi apa-apa diantara mereka.

"Om?" Mawar menyinyir kesal karena Arlan tiba-tiba saja mencuekkan dirinya. Pria tersebut menggeser tubuh Mawar agar ia bisa masuk kedalam apartemen.

Mawar pun mengikuti langkah Arlan dari belakang. Pria itu menghampiri Lily yang sudah tertidur pulas di kamarnya.

Menatap jam di tangannya, Arlan beralih menatap Mawar. "Tumben jam segini sudah tidur?" Tanya pria itu.

Mawar berusaha tenang dan tidak panik, karena jika Arlan tau bahwa Lily ketiduran karena terlalu banyak makan ciki maka ia akan mati.

"Em... Tadi kita nonton Disney, Om. Jadi dia ketiduran pas filmnya mau selesai," bohongnya.

Arlan hanya mengangguk-angguk, memasukkan ponselnya kedalam saku lantas menggendong putrinya.

"Terima kasih sudah menjaga putri saya. Besok dia harus pulang ke rumah karena saya ada dinas ke luar kota selama dua hari," Ucap Arlan sebelum pergi meninggalkannya sendirian.

Pulang ke rumah? Artinya selama dua hari ini ia dan Lily tidak bisa bertemu? Mawar pun mengikuti Arlan, turut memasuki apartemennya. Ia akan meminta penjelasan kepada pria tersebut.

"Tapi... Gue masih malu ketemu sama dia," monolognya.

Jujur saja, sebenarnya bukan hanya Arlan, tetapi Mawar juga merasa canggung dan deg-degan. Tetapi demi mengurangi kecanggungan antara mereka, Mawar bersikap seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa.

Namun jika ia tidak meminta penjelasan perihal perginya Lily besok, maka ia akan menyesal. Syukur-syukur kalau Lily hanya pergi sehari dua hari saja. Kalau selamanya? Bagaimana?

"Tapi, 'kan tadi Om Arlan bilang kalau dia pergi cuma dua hari. Seharusnya nggak terlalu lama Lily dipulangin," monolognya lagi.

Melihat sekelilingnya yang berantakan, Mawar pun meraih sapu untuk membersihkan lantai kotornya yang terdapat beberapa remahan ciki.

KEPINCUT DUDA RESE!Where stories live. Discover now