Bab.11 || Perihal Kecewa Dan Amarah

Start from the beginning
                                    

Bukankah Oma sendiri yang melarang Biru untuk menggunakan uang dan fasilitas yang Galaksi berikan?

"Saya tahu kamu gak suka sama Reksa. Tapi seenggaknya pakai sedikit otak kamu untuk berpikir. Di rumah ini kamu hanya menumpang hidup, seenggaknya kamu harus sedikit berguna buat Galaksi!" Lagi, Oma kembali gaungkan kalimat tajam menusuk yang mampu membuat Biru merasa sesak.

"Aku minta maaf, Oma. Di perjalanan pulang, aku ketemu budeku, dan aku pun harus jalan-"

"Jadi kamu pulang sampai larut begini karena ketemu bude kamu?"

Kali ini, lantang suara dingin milik Galaksi yang memecah pertikaian hingga mengalihkan atensi Biru.

Tajam tatap itu baru pertama kali Biru lihat dari bagaimana Galaksi menatapnya. Sungguh, bahkan sejak awal kedatangannya, Galaksi tidak pernah menatapnya setajam itu.

"K-kakak, denger dulu penjelasan aku. Tadi aku-"

"Bukannya kemarin saya sudah bilang, kamu bisa angkat kaki dari rumah ini kalau kamu merasa tidak nyaman. Kamu cukup bicara, jangan diam dan justru kamu habisin waktu kamu sama Bude kamu, sampai bikin Reksa celaka."

Dingin kalimat itu memang keluar tanpa nada tinggi, namun penekanan di setiap penggal kalimatnya sudah cukup mampu menggambarkan bagaimana amarah yang coba Galaksi tahan.

"Kak, aku-"

"Sudah cukup Gala. Cepat bawa Reksa ke rumah sakit. Nyawa Reksa jauh lebih penting daripada meladeni anak haram ini." titah sang Oma menghentikan kalimat yang baru Biru sampaikan.

Oma bergegas membuka pintu mobil dan membantu Galaksi meletakkan tubuh Reksa di kursi belakang.

Kemudian saat Oma dan Reksa sudah berada di dalam mobil, Galaksi ambil langkah mendekati sang adik dengan tatapan tajam dan rahang mengeras.

Biru pikir, mungkin Galaksi masih punya sedikit kepedulian untuknya. Biru pikir, Galaksi mungkin saja akan mengulurkan tangannya untuk membantu Biru dan menyuruhnya untuk bergegas menghangatkan diri dan mengobati lukanya.

"Kamu bisa kemasi barang-barang kamu dan tinggal bersama bude kamu mulai sekarang. Saya gak akan melarang atau mencegah kamu untuk pergi dari rumah saya."

"Mulai sekarang, kamu bukan lagi tanggung jawab saya."

Tepat setelah dingin kalimat itu Galaksi gaungkan dengan wajah datarnya, Galaksi ambil langkah menjauh meninggalkan sang adik tanpa kembali menoleh ke belakang.

Meninggalkan Biru dalam keterdiaman, tanpa peduli pada dingin yang memeluk tubuh basahnya.

•••••



Sudah dua hari berselang sejak perseteruan Biru dan Galaksi malam itu. Setelah mengantar Reksa ke rumah sakit, Galaksi tidak pernah menyinggahi rumahnya sejak malam itu. Hanya Oma yang datang sebentar untuk mengambil keperluan Reksa, lalu kembali meninggalkan rumah tanpa melirik kondisi Biru.

Dua hari itu Biru habiskan dalam kehampaan. Wajahnya kuyu dengan lingkar hitam di kedua matanya, pun bibir pucat kering yang seolah menegaskan bahwa sang pemilik tubuh sedang tidak baik-baik saja.

Hampir tidak ada nutrisi yang masuk ke tubuhnya selain air putih. Biru terlampau tak acuh akan kondisi tubuhnya. Karena baginya sama saja, tubuh dan hatinya seolah mati rasa sebab terlalu banyak rasa sakit yang ia kecap belakangan ini.

Pagi itu, Biru sudah mengemasi beberapa barang yang di bawanya saat datang ke rumah Galaksi. Hanya itu, sebab seluruh pakaian dan barang yang Galaksi berikan tidak Biru bawa bersamanya.

Rengkuh Sang BiruWhere stories live. Discover now