Valentine day

12 2 1
                                    

Oke jadi, di hari valentine kemarin gua dan Ajeng mendapatkan misi untuk membantu Heny mengirimkan coklat untuk crusnya, sebut saja Ali

Di jam istirahat kedua

Heny datang lalu memanggil gua dan Ajeng

"wee jadi ko ka bantu ka kasih ini coklat"

"Iya jadi, mana mi itu coklat nya?" Kata Ajeng kepada Heny sementara gua cuma berdiri doang menyaksikan nya

Heny lalu memberikan coklat itu kepada kami. Kemudian gua dan Ajeng pun mulai memikirkan cara untuk memberikan coklat ini. Kami lalu putar putar keliling sekolah memikirkan cara sekaligus memantau Ali

"Kita suruh saja Marvel untuk kasih Ali ini" Kata Ajeng sambil memegang coklat ini yang disembunyikan di bawah lengan baju gua

(Info doang nie, jadi seragam milik gua tuh lengan panjang)

Sontak gua tertawa dan memandangi Ajeng yang kebingungan

"Lah kok jadi kek Homo njirr"

Gua dan Ajeng lalu berlari ke belakang ruang kelas dengan gua yang masih tertawa

"Hahaha... Yaoi yaoi, Ajeng mau bikin anaknya orang jadi homo"

(Maaf ngap, nggak tau kenapa pikiran gua jadi fujo)

Gua langsung mengeluarkan coklat itu dari bawah lengan baju gua dan gua menatap Ajeng sambil memberikan coklat itu kepada Ajeng

"Ai Jeng salah lu jadi patah kan"

Ajeng lalu melihat coklat itu dan berbicara pada gua

"Gak papa ji ada ji coklat ku, banyak kubeli kemarin"

(Kasihan lah ngap nasib Ajeng yang seorang jomblo sampai beli coklat sendiri :v)

Gua dan Ajeng lalu pergi ke perpustakaan lewat belakang kelas untuk menghampiri Heny. Gua lalu berbicara pada Heny sambil memperlihatkan coklat nya

"Lihat ko di kasih patah Ajeng"

"Tidak papa ji ada ji coklat ku nanti ku ganti" (Yah begitu lah kira kira yang di katakan Ajeng pada Heny)

Gua dan Ajeng lalu pergi ke kelas Ajeng untuk pergi menganti coklat nya, dan setelah itu gua dan Ajeng pergi mendekati Marvel yang sedang bersama teman teman nya. Ajeng memanggil Marvel

"Woi Vel, Woi Marvel!"

Dan si Marvel pun mendatangi kami, lalu Ajeng mulai meminta bantuan Marvel

"Weh bantu ki dulu bah, kasih coklat ke Ali"

Marvel menatap kami dengan pandangan yang (yang gua nggak tau dia mandang kek apa, tapi mungkin terkejut)

"Bukan dari saya!" Gua dan Ajeng secara bersamaan berbicara kepada Marvel yang seperti nya kebingungan

"Oh Oke Iyo saya bantu" Kata Marvel yang kemudian dia pergi kembali ke teman temannya

Gua dan Ajeng lalu pergi kembali ke perpustakaan tempat Heny berada, dan sesampainya di depan perpustakaan gua dan Ajeng memantau Marvel yang sedang berbicara dengan seorang anak yang kemungkinan kelas 7

"Weh mungkin itu Marvel dia suruh itu anak kasih coklat ke Ali" Kata Ajeng sambil terus mengawasi

Gua lalu melihat ke tempat terakhir gua melihat Ali, namun si Ali udah nggak ada di situ

"We lamanya ini Marvel, dia kasih mikah?" Ajeng sepertinya tampak sangat cemas, takut coklat nya tidak sampai kepada Ali

"Yah makanya udah gua bilang kita saja yang kasih langsung" Kata gua pada Ajeng

"Iyo pale, pergi ki dulu minta kembali sama Marvel itu coklat" Ajeng lalu berjalan dengan gua yang ngikutin di samping nya.

Singkat cerita gua dan Ajeng sudah mengambil coklat itu kembali dari Marvel, tapi coklat itu sudah meleleh karena (gua lupa karena apa yang jelas salah Marvel 🗿), dan ternyata Marvel tadi salah memberikan coklat itu, dia tadi memberikan coklat itu kepada anak kelas 7 itu, alasannya karena namanya yang sama. Dan yah karena coklat nya yang melelah Ajeng menggantinya lagi

"Ayok mi kita bang mi langsung kasih ke Ali" Gua bicara kepada Ajeng sambil berjalan melihat dimana Ali berada

"Betulan ko mau kasih ii langsung?!" Kata Ajeng pada gua dengan ekspresi yang (yang jelas ini anak paniknya luar biasa)

"Iyo, ayok mi cepat kita kasih biar cepat selesai" Gua lalu menarik Ajeng menuju ke tempat Ali berada

Sementara itu si Ali sedang berada di sekitar lapangan futsal sambil melihat manusia manusia di situ yang sedang bermain futsal

"We betulan mau ko kasih langsung?! Nah banyak orang begitu, bisa rusak image tah nanti, nah mau ki jadi OSIS nah!" Ajeng terus berceramah dengan paniknya. Gua dan Ajeng lalu berjalan menuju ke Ali

"Woi ***** ******* namamu?" Gua bertanya kepada Ali sambil menyodongkan coklat itu

"Ini ee, dari temanku. Terima ii!!" Gua memberikan coklat itu kepada Ali tapi dia sama sekali tidak menerimanya, dia bahkan malah pergi ke samping temannya dan menyuruh temannya

*suara hati gua 'woi anjng terima saja baru baca suratnya, apakah susahnya? labege'

Jujur saja waktu itu hal yang gua pikiran kan adalah langsung menaruh secara paksa coklat itu kedalam tasnya, namun karena Ajeng yang sudah menarik ku pergi aku pun mengurungkan dia ku

Gua dan Ajeng lalu kembali menemui Heny, lalu berbicara dengan sedikit berbohong bahwa gua dan Ajeng belum menemui Ali

"We nanti pi pulang sekolah baru kita kasih ke Ali" Ajeng menjelaskan beberapa patah kata kepada Heny namun tetap menutupi kebohongan mengenai hal yang sebenarnya terjadi (sementara gua.... Gua cuman lagi meluk tiang dan berpikir kenapa Ajeng cemas kali)

Ajeng lalu mengembalikan coklat itu kepada Heny, dan bel tanda istirahat kedua pun selesai. Kami lalu masuk kembali ke kelas kami masing-masing

Di jam pulang sekolah

Ajeng mendatangi gua (kalau nggak salah Ajeng yang datangin gua) diikuti oleh Heny di belakangnya. Heny lalu mengeluarkan coklat itu dari tasnya, tapi coklat itu patah, jadi sekali lagi Ajeng menganti coklat itu

"Tidak aman bang tasmu Heny" Begitu lah kata Ajeng sambil mengambil coklat pengganti dari tasnya

"Ayok mi kita cari lagi, Ali mungkin belum pi ii pulang" Kata gua kepada Ajeng, lalu kami pergi mencari Ali dan meninggalkan Heny

Namun, sayang beribu-ribu sayang si Ali ini sudah pulang. Jadi misi kami mengantarkan coklat ini kepada Ali gagal

Dan misi gua dan Ajeng pun gagal dan di keesokan harinya coklat itu dikembalikan kepada Heny, dan setelah 2 hari Ajeng baru menceritakan hal yang sebenarnya terjadi pada Heny

Geal LifeWhere stories live. Discover now