QUEEN of the BULLYING • 15 •

20 2 0
                                    

Menancapkan luka yang cukup dalam•


_dia yang menyakiti, tapi dia yang merasa tersakiti. Apakah seperti drama mu?_

Sial

Sial

Sial

Kata-kata itu terus berulang-ulang di mulut seseorang. Dia menatap sekelilingnya, di sana ada anak buahnya yang menunduk takut. "Kenapa bisa kabur HAH! Saya sudah berapa banyak kali bilang gantian, GANTIAN kalo capek! Saya gak mau tau pokoknya harus ketemu dengan keadaan gak ada yang lecet," ucap orang itu.

"Dia harus kembali seperti, pada saat dia belum kabur. Pokoknya dia harus kembali bagaimana pun caranya. Kalian pasti tau kan, kalo dia sebegitu berharganya buat ku. Cari dia sampai ketemu."

"Paham kalian apa yang saya ucapkan!" Semuanya menganggukkan kepalanya yang berarti paham. "Kalo paham, kenapa kalian tetap di sini? Cepet cari sana!" Anak buahnya langsung pergi mendengar itu. Tak mau membuat bosnya semakin marah.

Orang itu mendekati salah satu foto yang terpajang di dinding dan menatap cukup lama sebelum dia berbicara. "Shittt kembali lah mueeza," orang itu tak henti-hentinya menangis sejak kucing dia hilang.

Iya, kucing. Dia memang menangisi kucing dengan bulu oren itu. Dia kasih nama mueeza. Kucing itu sangat berharga untuknya. Sampai-sampai dia memperkejakan enam orang untuk menjaga kucingnya. Karena kelalaian para penjaganya dia harus kehilangannya, mungkin untuk sesaat. Dia juga sudah memerintahkan sebagaian anaknya buahnya yang lain untuk ikut mencari kucingnya itu.

Tak ada pilihan lain dia juga harus ikut mencari agar kucingnya itu cepat kembali kepadanya. "Sem, siapkan mobil untuk saya. Kita harus ikut mencari mueeza. Biar mueeza saya cepet ketemu," perintahnya kepada Sem. Sem merupakan orang yang paling di percaya.

"Siap tuan, mobil sedang di siapkan."

。◕‿◕。

"

Tuan Te, kelihatannya sangat capek. Bagaimana kalo kita istirahat dulu?" Tawar Sem kepada tuannya yang terlihat sangat capek.

"Gak kucing saya harus ketemu dulu, baru saya mau istirahat."

"Tapi tuan kelihat—"

"DIEM! Pusing saya dengerin lo bicara," belum sempat Sem menyelesaikan bicaranya sudah dipotong oleh Te. Dia adalah tuan Te, nama aslinya Nawfan Lateef. Dia gak suka di panggil dengan Nawfan. Dia juga kurang suka dengan panggilan Lateef, dia lebih suka di panggil Te. Padahal namanya baguskan.

Siapa sih kuncinya hilang gak khawatir? Gak ada kan,  pasti sangat khawatir. Sama seperti yang dialami Te, dia juga sangat khawatir dengan kucingnya itu.

"Gimana keadaan kucing saya saat ini? udah makan atau belum ya, kedinginan gak ya, tidur dimana ya?" Batin Te.

"Kemana kamu mueeza, saya khawatir dengan mu. Saya kangen mueeza, apa kamu gak kangen dengan saya? Makanya kamu gak ketemu-ketemu," frustasinya.

Wajahnya Te terlihat sangat pucat. Dia belum sempat makan semenjak kucingnya hilang. Kantung matanya yang sangat tebal, karena dia belakangan ini kurang tidur sebab banyaknya pekerjaan yang harus cepat diselesaikan. Apalagi dia tak ada yang mengurus selain bi Ayu.

Dia hanyalah sebatang kara tanpa orang tua dan keluarga. Selama bertahun-tahun dia mencoba untuk berdamai dengan masa lalunya dan akhirnya dia bangkit dengan bantuan Sem. Mungkin kalo bukan Sem yang membantu dia, entah tak ada yang tau.

Mungkin saja dia sudah tidak ada di dunia ini. Meskipun dia tetap hidup, dia akan menjadi gelandangan di jalan dan meminta-minta untuk sesuap nasi.

Sebelum Sem membantunya dia hanya bersama kucingnya, mueeza. Mueeza adalah kucing yang sangat berharga buatnya, karena kucing itu dari pemberian seseorang yang sangat dia sayangi. Dia pernah berjanji kepada dirinya sendiri  'aku akan mengorbankan nyawa ku sendiri untuk melindungi mu mueeza'.

QUEEN of the BULLYING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang