QUEEN of the BULLYING • 13 •

27 3 0
                                    

_orang terdekat akan menjadi lukamu yang paling hebat_
_secret_


Orang asing or orang terdekat?



BRAKkk

Pintu di tendang dengan sekuat tenaga, semua orang yang di sana langsung saja menolehkan kepalanya ke sumber suara tersebut.

Di sana ada tujuh orang dengan penampilan serba hitam, dari atas sampai bawah. Masing-masing dari mereka membawa pistol, yang dipegang di tangan kanannya.

Shena, Adel, Cia terkejut melihat itu. Dengan spontan Shena melepaskan tangannya, yang mencengkeram dagu Chelsea. Shena berdiri mengambil posisi yang paling depan. Adel dan Cia langsung merapatkan tubuhnya ke belakang Shena, yaa untuk berjaga-jaga aja.

Chelsea juga tak kalah terkejutnya dengan mereka. Selama ia disiksa di sini tak pernah ada orang nekat mendekati ruang ini. Ruangan ini termasuk, ruangan yang dihindari oleh semua orang di sini. Termasuk guru dan kepala sekolah.

Bahkan mereka enggan untuk jalan di depan ruangan ini. Iya, karena mereka ber-empat termasuk orang yang berpengaruh disekolah ini. Oleh sebab itu, mereka semua enggan untuk sekedar menginjakkan kakinya di depan ruangan ini. Karena itu, ruangan ini termasuk ruangan yang paling aman untuk pembulyy-an.

Mereka bertujuh berjalan mulai mendekat, Shena mengambil ancang-ancang untuk melakukan perlawanan. "STOP! Jangan mendekat," teriaknya. Mereka tak menghiraukan teriakan itu, mereka terus saja berjalan hingga tepat berada di depan Shena.

"Hai kita bertemu lagi," ucap salah satu dari mereka yang berada di paling depan.

"Emang kita pernah bertemu?" Tanya Shena tak paham akan hal baru saja dia ucapkan.

"Anda lupa kita pernah bertemu."

"Saya bukan orang pelupa, bahkan saya bisa ingat dengan orang yang sudah bertahun-tahun tidak bertemu."

"Ah, gitu ya. Anda memang pelupa, ingatan anda kurang bagus."

"Saya, bahkan tak tau anda siapa dan saya tidak pelupa," sanggah Shena tak terima ia dikatakan pelupa.

"Lupakan saja, anda emang pelupa. Saya di sini mau mengambil apa yang sudah anda sakiti." Katanya sambil melihat Chelsea di balik badan Cia.

Terlihat Chelsea sangat ketakutan bisa dikatakan dia tak baik-baik saja. "Siapa anda berani mengambil dia?" Tanya Shena yang mengerti arah pembicaraan pria itu

"Saya yang berhak atas dia."

"Saya tak akan memberikan dia, sebelum saya puas untuk menyiksanya." Ucap Shena sambil terkekeh pelan.

"Oke kalo gitu, tapi gimana dengan ini," balasnya.

Pria itu mengarahkan pistol ke salah satu foto yang terpajang di dinding tersebut. Dia menembakkan pistolnya dan tepat mengenai salah satu foto yang terpajang di dinding.

DOR

Peluru yang ditembakkan berbunyi sangat nyaring. Hingga membuat mereka bertiga menutup telinganya sambil memejamkan matanya. Chelsea yang melihat itu, hanya bisa memejamkan matanya karena tangannya di ikat.

"Kalo kamu tak mau menyerahkan dia! Sahabat kalian akan sama nasibnya seperti foto itu," katanya setiap katanya penuh dengan ancaman. Pria itu menembakkan tepat di bagian kepalanya.

"Putri," ucap mereka bertiga secara serempak.

Ya, peluru tadi mengenai foto Putri. "A-apa yang kalian lakukan kepada sahabat kami," Cia berucap dengan nada sedikit bergetar.

QUEEN of the BULLYING Where stories live. Discover now