BAGIAN 35

262 6 0
                                    


Wanita itu mengerjapkan kedua matanya beberapa kali. Kepalanya menoleh ke penjuru kamar yang ia tempati. Tidak ada. Sosok Reynart sudah tak terlihat. Kapan pria itu pergi? Cila semalam ketiduran saat mendengar cerita Reynart mengenai dunia immortal. Cila semakin tertarik dengan dunia itu yang katanya dia bagi atas tiga kerajaan.

Bunyi dering ponsel membuat kesadaran Cila kembali ke dunia nyata. Nama Reynart tertera jelas di sana. Namun, wanita ini sedikit mengernyit ketika menyadari bila ada yang mengganti nama pria itu di ponsel ini. Di sana tertulis Kekasihku dengan gambar bentuk hati di akhirnya. Sungguh kekanak-kanakan sekali. Cila pun tak bisa menahan tawa. Namun dia perlu mengangkat panggilan itu lebih dulu.

"Halo, Rey. Selamat pagi," sapa Cila lebih dulu dengan wajah yang begitu sumringah. Ia pikir di pagi hari dirinya akan melihat sosok Reynart, namun sayang pria itu sudah pergi entah sejak kapan.

"Selamat pagi. Aku sebentar lagi akan berangkat. Kamu bersiaplah. Aku akan menunggu di depan gang," ujar pria itu. Reynart sendiri tampak sibuk memiliki pakaian kerjanya hari ini.

"Aku baru mau mandi. Jangan cepat-cepat bawa mobilnya."

"Hmm."

"Ya sudah. Sampai jumpa. Dah."

Cila mematikan panggilan itu. Dia langsung melompat mengambil handuk miliknya dan pergi untuk mandi. Sedangkan Reynart langsung memakai kemeja yang ia pilih yakni berwarna putih. Dipadukan dengan jas hitam dengan celana bahan senada. Ya, ini adalah penampilan kesehariannya yang biasa. Tak lupa juga jam tangan mahal tak akan ketinggalan ia pakai.

Setelah memastikan dia sudah berpakaian dengan baik, pria ini langsung menuju ke garasi mobil. Sarapan? Ia akan melakukannya bersama Cila saat menuju ke kantor. Tak lupa juga sebelum mengemudi Reynart sudah mengirim pesan kepada Cila untuk tidak sarapan lebih dulu.

Cila ketika baru selesai bermake up pun segera keluar kamar menuju ke area meja makan di mana ibu serta adiknya tampak akan bersiap sarapan.

"Duduklah, Nak. Ibu sebentar lagi akan selesai," kata sang ibu di sana yang cekata menyiapkan sarapan putra putrinya.

"Bu ... aku tidak sarapan di rumah ya hari ini. Reynart sudah menungguku. Kita akan berangkat ke kantor bersama," ungkap wanita ini. Sang ibu mengangguk, sama sekali tak keberatan. Cila pun berpamitan kepada ibu serta adiknya sebelum pada akhirnya melangkahkeluar rumah.

"Bu ... Kak Cila sudah menemuka mate nya?" tanya Ajil sembari mengigit roti miliknya. Sang ibu mengangguk membenarkan. "Bos nya yang ikut datang ke acara sekolah Ajil itu bukan?"

"Iya. Dia adalah pasangan kakakmu."

"Wah. Kakak memiliki pasangan seorang manusia ternyata."

"Tidak. Dia bukan manusia, Ajil," sahut sang ibu. "Dia adalah seorang wizard," lanjut wanita paruh baya ini.

Ajil yang memang tak pernah mendengar mengenai wizard pun hanya bisa mengernyit bingung. Sang ibu pun mencoba memahami putranya itu. "Yang pasti dia sama seperti kita yang memiliki kekuatan. Hanya saja tempat tinggal kita berbeda. Karena kamu sudah tau mengenai mate kakakmu, Ibu harap kamu bisa merahasiakan ini dari siapa pun. Sama seperti status kita, statusnya yang bukan manusia harus kita sembunyikan. Kamu bisa kan?"

Ajil mengangguk patuh. Dia sudah cukup ahli dalam hal ini.

Meninggalkan Ajil serta ibunya, tampak Cila menghampiri mobil hitam milik Reynart yang terparkir tidak jauh dari gang rumah Cila. Cila langsung masuk ke dalam mobil.

"Kita cari sarapan dulu," ujar Reynart sembari mulai menjalankan mobil. Cila mengangguk setuju. Ini adalah kali pertama mereka berangkat ke kantor bersama.

MATE TERAKHIR✔Where stories live. Discover now