Bagian XIII

91 21 0
                                    

"Daddy? Daddy sedang apa?" pertanyaan Alaya membuat Jenara dan Chandra menolehkan kepala mereka ke arah Alaya yang datang menghampiri mereka setelah gadis kecil itu turun dari wahana yang baru saja dia naiki.

Chandra tak tahu harus menjawab apa, pun dengan Jenara. Secepat kilat Chandra bangkit dan menuju ke arah Alaya.

"Daddy sedang ... " Chandra mencoba mengendalikan dirinya. "bilang sayang sama Mommy."

"Really?" Alaya tampak bahagia. "Apa Mommy menerima?"

"Tentu saja, bukan begitu Mom?" Chandra bertanya balik pada Jenara.

"Ya." Mau tak mau Jenara menjawab begitu di hadapan Alaya, ia tak mungkin menjawab tidak, bukan? Tiba-tiba saja Alaya memelu keduanya. Gadis kecil itu tampak sangat bahagia melihat kerukunan kedua orang tuanya.

"Alaya tidak menyesal jauh-jauh ke Disneyland buat melihat Mommy dan Daddy baikan lagi." Chandra dan Jenara saling bertatap muka, Alaya memang tak banyak tahu tentang hubungn rumit mereka, tapi mereka tahu, bahwa tujuan mereka memang hanya satu, yaitu membuat Alaya bahagia dan tak pernah menganggap bahwa hubungan mereka selama ini hanya sandiwara.

***

Malamnya, mereka makan malam bersama di restaurant hotel. Sejak tadi, Jenara merasa bahwa Chandra sangat perhatian dengannya. Jenara ingat, ketika dirinya tadi kesulitan mengancing resleting dress yang ada di punggungnya, tanpa banyak bicara Chandra membantu mengancingkan resletingnya. Lalu, Chandra juga meraih jasnya dan memakaikan pada tubuh Jenara.

"Diluar dingin. Udaranya tidak seperti di Indo." Katanya penuh perhatian.

Jenara hanya menunduk saja, merasakan perhatian Chandra yang tak biasa, padahal di sana hanya ada mereka berdua, tak ada Alaya, kan?

Kini, mereka makan malam bertiga. Alaya tampak bahagia, dia banyak bercerita dan berharap liburan selanjutnya mereka bisa ke tempat yang bersalju.

"Daddy akan melakukan apa saja yang Alaya mau."

"Daddy memang yang terbaik. Pantas saja Mommy sayang." Alaya berkomentar.

Chandra tersenyum sesekali dirinya melirik ke arah Jenara yang pipinya sudah merah padam karena ucapan Alaya. Lalu, ketenangan mereka tiba-tiba terusik oleh sapaan seorang perempuan canting yang datang menghampiri mereka.

"Mr. Chandra." Ketiganya menolah ke arah sumber suara. Wajah Chandra mengeras seketika saat mengetahui siapa yang sedang menyapanya.

Chandra berdiri seketika. "Apa yang kamu lakukan di sini?" desisnya tajam

Perempuan itu malah segera mendekatkan diri dan mengecup pipi kanan dan pipi kiri Chandra. Lalu dia berbisik "Menemani salah seorang pelanggan."

"Pelacur sialan." Chandra membalas dengan sebuah bisikan.

Perempuan itu malah tertawa lebar dan menatap ke arah Jenara dan juga Alaya. "Perkenalkan, Saya Miss Naira, teman dekat Mr. Chandra."

Jika Alaya merasa biasa saja maka berbeda dengan Jenara. Dia tahu siapa perempuan bernama Naira itu. Perempuan itu pasti salah satu perempuan yang menjadi teman ranjang Chandra. Jenara hanya menanggapinya dengan senyuman lembut. Suasana yang baik dan membahagiakan seakan lenyap begitu saja karena kehadiran Naira. Bahkan, yang tadinya Jenara menikmati makan malamnya, kini berubah begitu saja.

Ya, dia benar-benar tak suka membayangkan bagaimana panasnya hubungan ranjang antara suaminya dan perempuan ini. Chandra melakukan seks padanya dengan cara memerkosanya, dan dengan perempuan ini, kemungkinan mereka saling suka.

Jenara mencoba mengabaikan keduanya. Naira dan Chandra tampak saling bercakap- cakap, sedangkan Jenara memilih menikmati hidangan makan malamnya yang entah kenapa mulai terasa hambar.

The Guardian Devil (Chanjoy Version)Where stories live. Discover now