Bagian VI

101 17 0
                                    


Chandra masih menunggu Jenara hingga perempuan itu keluar dari kamar mandi. Dia tidak tenang sebelum memastikan bahwa apa yang dikatakan Jenara benar-benar kenyataan. Sesekali, Chandra melirik test pack yang tadi dilempar Jenara padanya. Chandra lalu berjalan mondar-mandir di depan pintu kamar mandi, dia merasa tak sabar menunggu Jenara keluar dari sana.

 Chandra lalu berjalan mondar-mandir di depan pintu kamar mandi, dia merasa tak sabar menunggu Jenara keluar dari sana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tak lama, perempuan itu akhirnya keluar juga. Chandra segera menghadang Jenara dan bersiap menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang sudah menari-nari di kepalanya.

"Jelaskan padaku." Tapi hanya dua kata itu yang mampu keluar dari bibirnya.

"Apa yang perlu dijelaskan?"

"Tentang kehamilanmu." Lanjut Chandra lagi.

Jenara menghela napas panjang. "Aku baru mengetahuinya minggu lalu."

"Dan kamu baru mengatakannya sekarang? Dengan cara seperti tadi?"

"Aku sedang tidak ingin bertengkar." Jenara lelah. Dia memang sedang tak ingin bertengkar dengan Chandra saat ini. Akhirnya Jenara memilih menghindar dan menuju ke arah ranjangnya, tapi Chandra segera mencekal pergelangan tangan Jenara dan menghentikan langkah istrinya itu.

"Katakan, apa itu milikku?" pertanyaan Chandra membuat Jenara kesal bukan main.

"Maksudmu apa bertanya seperti itu?" Jenara sangat tersinggung dengan pertanyaan Chandra.

"Dia, milikku, atau milik kekasihmu yang bajingan itu?"

"Apa?"

"Tak mungkin bukan, selama ini kalian hanya saling pelukan saja? apalagi selama aku tak ada?"

"Maksudmu, kamu meragukan bayi ini adalah anakmu?"

"Ya."

Jenara sangat marah. "Benar-benar bajingan kamu Chandra."

"Ya, apa bedanya denganmu?"

Jenara mencoba melepaskan diri. "Lepaskan aku!"

"Tidak! Sebelum kamu mengatakannya." 

"Kamu bisa melakukan tes DNA setelah bayinya lahir."

"Kita bisa melakukannya besok." Chandra tak mau kalah.

"Kamu pikir aku akan membiar janinku beresik terluka karena keegoisanmu? Tentu saja tidak!" Jenara berseru keras.

"Maka katakan! Apa dia hanya milikku? Atau bajingan itu turut andil dalam pembuatannya?"

Emosi Jenara sudah tak terbendung lagi. Sekuat tenaga dia melepaskan diri kemudian menampar keras pipi Chandra. "Kamu, tidak akan pernah pantas menjadi ayah anak-anakku." Ucap Jenara dengan napas memburu sebelum dia pergi meninggalkan Chandra dan memilih untuk tidur di kamar Alaya.

" Ucap Jenara dengan napas memburu sebelum dia pergi meninggalkan Chandra dan memilih untuk tidur di kamar Alaya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The Guardian Devil (Chanjoy Version)Where stories live. Discover now