Bagian VIII

99 19 0
                                    

"Maafkan aku." ucap Chandra nyaris tak terdengar. Jenara menatap Chandra penuh tanya. Apa yang membuat pria itu meminta maaf padanya?

"Maaf, sudah mengatakan hal seburuk itu padamu saat itu." lanjut Chandra lagi.

"Aku ... " Aku Jenara tidak tahu harus menjawab apa. "Lupakan saja." akhirnya Jenara hanya bisa mengatakan hal tersebut.

"Kamu bisa melupakannya?" tanya Chandra lagi.

"Aku sudah bilang, kalau aku sudah lupa."

"Kamu yakin?" tanya Chandra lagi. Chandra mengingat bagaimana buruknya dia mengatakan hal itu pada Jenara saat itu. bukan hanya saat itu, tapi berkali-kali, setiap ada kesempatan, Chandra memang selalu melemparkan kata-kata penghinaan pada Jenara.

"Iya." Jenara lalu membersihkan sisa makanan yang ada di nampannya, sebelum dia bangkit dan berkata "Kamu istirahat saja, aku akan keluar belanja. Kebutuhan rumah habis."

"Aku ikut." Chandra tak ingin ditinggal. "Tapi kamu kan sakit."

"Aku nggak sakit." Chandra tak ingin mengalah. "Apa kamu akan belanja dengan Satria? Makanya aku nggak boleh ikut?"

Jenara menghela napas panjang. "Aku belanja sendiri. tidak semua yang kulakukan berhubungan dengan Satria."

"Kalau begitu aku akan mengantarmu." "Tapi kondisimu ... "

"Setelah makan sup itu, perutku sudah enakan. Aku akan mengantarmu." Chandra tak ingin dibantah. Yang bisa Jenara lakukan hanya menuruti kemaua pria itu.

***

Mereka belanja di sebuah swalayan. Jenara membawa sebuah troli, memilih-milih bahan makanan, sedangkan Chandra memilih mengikutinya dari belakang. Tampak Jenara serius mengecek bahan-bahan makanan yang akan dia beli. Hal tersebut membuat Jenara terlihat begitu dewasa, begitu keibuan dimata Chandra.

Kaki Jenara lalu berjalan menuju jajaran susu formula untuk anak-anak. Membeli beberapa kotak untuk Alaya. Lalu dia berjalan lagi menuju jajaran susu formula untuk ibu hamil. Jenara juga membeli beberapa kotak untuk dirinya sendiri.

Pada saat itu, sebuah suara menyapanya, membuat Jenara menolehkan kepalanya ke arah si pemilik suara.

"Joy, nggak nyangka kita ketemu di sini." Seorang perempuan muda dengan tampilan modisnya berjalan menuju ke arah Jenara. Dia Olivia, teman sekolahnya dulu.

"Hai, Oliv ya? Astaga, aku sampai nggak ngenalin."

"Jangankan kamu, aku pun sempat ragu mau nyapa." Perempuan bernama Oliv itu tampak menatap barang belanjaan Jenara.

"Kamu lagi belanja, ya? Susu hamil? Kamu hamil lagi?"

Jenara hanya tersenyum menanggapinya. "Ya Ampun, kamu nikmatin banget peran jadi ibu-ibu." Goda Olivia.

"Kamu sendiri lagi apa di sini?"

"Aku temani Mama belanja." Olivia menunjuk ke arah ibunya yang masih sibuk memilih-pilih bahan makanan. "Mumpung ketemu di sini, gimana kalau lusa kamu datang ke pesta yang kubuat."

"Pesta? Pesta apa?"

"Pesta pertunanganku, sama ngerayain kelulusanku. Aku sudah jadi dokter muda sekarang." Ucap Olive dengan bangga.

"Wahh selamat yaa ... " kemudian Jenara menoleh ke belakang, menatap ke arah Chandra. "Gimana ya, aku nggak janji bisa datang."

"Ayolah... kamu adalah salah satu teman terbaikku di sekolah <lulu. Please ... " Olivia memohon.

Jenara menghela napas panjang. "Baiklah, nanti aku usahakan."

"Thank you, Jee. .. " Olivia memeluk Jenara. 

The Guardian Devil (Chanjoy Version)Where stories live. Discover now