Bagian IV

107 18 2
                                    

Chandra masih duduk setenang mungkin, meski sebenarnya dalam hati dia merasa sangat khawatir karena tadi, Alaya tampak shock dengan apa yang dia lihat.

Selama ini, Chandra menjadi figur ayah yang luar biasa untuk Alaya, dia menjadi sosok penyayang, sosok lembut, dan sosok yang selalu menuruti kemauan Alaya. Karena itulah Alaya begitu menyayangi Chandra, sangat dekat dengan Chandra ketimbang dengan Jenara sendiri. Maka tadi, ketika Chandra tak mampu menahan emosinya dan mendaratkan bogemannya pada Satria, Alaya hanya bisa berteriak histeris karena shock dengan apa yang dia lihat.

Satria sendiri kini berada di ruangan yang sama dengan Chandra, pria itu masih mengompres ujung bibirnya yang membiru karena pukulan Chandra. Sedangkan Jenara saat ini berada di dalam kamar Alaya dan menenangkan Alaya di sana.

Klik. Pintu kamar Alaya terbuka. Chandra mendapati Jenara keluar dari sana. Chandra berdiri seketika dan menghampirinya.

"Dia shock dan ketakutan. Dia nggak berhenti menangis, tapi aku sudah coba kasih penjelasan bahwa apa yang kamu lakukan bukan bermaksud untuk menyakiti Satria."

Chandra hanya menundukkan kepalanya, dia benar-benar menyesal telah melakukan kekerasan di hadapan Alaya.

"Masuklah, kupikir, kamu harus minta maaf padanya."

Dengan ragu, Chandra masuk ke dalam kamar Alaya. Dia melihat Alaya memeluk sebuah boneka. Gadis itu melihat kedatangannya kemudian beringsut ke ujung ranjangnya.

Sungguh, Chandra ingin memukuli dirinya sendiri karena sudah bersikap kejam di hadapan Alaya hingga puterinya itu menatapnya dengan tatapan ketakutan. Dimana tatapan manja yang selama ini diberikan Alaya padanya?

Chandra mendekat, dia berjongkok di hadapan Alaya, jemarinya terulur mengusap lembut pipi Alaya. Sedangkan Alaya masih belum bisa menyembunyikan ketakutannya.

 Sedangkan Alaya masih belum bisa menyembunyikan ketakutannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Maafkan Daddy... " bisik Chandra dengan serak. "Alaya boleh menghukum Daddy setelah ini."

"Kenapa Daddy meminta maaf?"

"Karena Daddy salah."

"Salah apa?" Alaya memancing.

"Daddy sudah memukul Om Satria."

"Kenapa Daddy melakukannya?" tanya Alaya lagi.

Chandra tertunduk dan menjawab "I'm jealous with him." jawabnya dengan pelan, nyaris tak terdengar. "Daddy tidak suka melihat Om Satria terlalu dekat dengan kalian. Maafkan Daddy."

Tanpa diduga, Alaya memeluk tubuh Chandra seketia. "Don't worry, Daddy. Daddy always be number one in my heart and Mommy's heart. Om Satria just our bestfriend."

Chandra melepaskan pelukannya pada Alaya, dia tersenyum dan bertanya "Really?"

"Yes, Daddy." Jawab Alaya dengan senyuman mengembang di wajahnya.

The Guardian Devil (Chanjoy Version)Where stories live. Discover now