Bagian V

127 18 10
                                    




Malam semakin larut, tapi dua anak manusia yang kini sedang memadu kasih seakan tak ingin berhenti. Chandra masih saja mencumbui kulit lembut Jenara. Padahal, sudah beberapa kali dia mendapatkan pelepasannya, tapi seakan dia tak bosan dan belum cukup untuk meredakan gairahnya. Chandra pulih dengan cepat, dan Jenara kembali tergoda karena hal itu.

Saat ini, Chandra masih mencumbu bibir Jenara, jemarinya tak berhenti menggoda puncak payudara istrinya yang begitu menakjubkan. Chandra seakan tak rela untuk melepaskannya. Tubuhnya bergerak memompa lagi dan lagi, memberi kenikmatan pada Jenara dan mencari kenikmatan untuk dirinya sendiri.

Ya Tuhan! Inikah rasanya bercinta?

Selama ini, Chandra hanya mendapat pelepasan  dari perempuan-perempuan bayarannya. Dia memiliki kebutuhan biologis, dan dirinya sangat gengsi untuk meminta haknya pada Jenara.

Lalu dua minggu terakhir ia merasa bagaikan di neraka. Ia memperkosa istrinya itu lagi dan  lagi. Sebenarnya, Chandra ingin berhenti, tapi melihat Jenara dengan Satria membuat Chandra kesal dan menutup rasa kasihannya.

Jenara pantas mendapatkannya. Jenara pantas diperlakukan seperti wanita murahan. Meski sebenarnya, Chandra juga merasa sakit saat melakukan hal itu.

Kini, ketika mereka sama-sama menikmati percintaan panas  mereka,  saat mereka saling menikmati satu sama lain, Chandra merasakan sebuah rasa yang berbeda. Jenara yang menerimanya dengan suka rela, balutan lembut tubuh istrinya itu yang terbuka tanpa sedikitpun pemaksaan membuat Chandra merasa sangat bahagia.

Kebahagiaannya membuncah, membuatnya ingin lagi dan lagi, seakan tak pernah ada kata cukup untuk mereka.

Chandra lalu melepaskan tautan bibirnya, menatap Jenara dengan intens tanpa sedikitpun mengkentikan pergerakannya menghujam ke dalam  tubuh istrinya itu. kedua telapak tangannya bertautan, memenjarakan kedua tangan Jenara di sisi kanan dan kirinya.

Tampak Jenara  mengerang,  dengan ekspresi kenikmatan yang tampak begitu indah di  mata  Chandra.  Kemudian.. ..  Chandra merasaka de javu ....

Chandra menghentikan pergerakannya seketika. Mengingat-ingat apa mereka pernah melakukan hal ini sebelumnya atau tidak. ..

Apa karena dia terlalu mendamba tubuh Jenara hingga tanpa sadar Jenara terlalu sering masuk ke dalam mimpinya? Ya, mungkin karena itu.

"Chandra... Chandra... " lirihan nama yang disebut oleh Jenara menyadarkan Chandra dari lamunannya.

"Ya ... " bisik Chandra dengan serak.

"Kenapa  berhenti?" menahan kenikmatan. tanya  Jenara

Chandra tersenyum. "Hanya menikmati sedikit keindahan." Chandra lalu mendunduk, mendaratkan bibirnya pada leher jenjang Jenara, mencumbunya, dan meninggalkan jejak di sana. Chandra mulai bergerak lagi, dengan ritme yang lebih cepat, sebelum kemudian dia meledakkan diri di dalam tubuh Jenara ...

 Chandra mulai bergerak lagi, dengan ritme yang lebih cepat, sebelum kemudian dia meledakkan diri di dalam tubuh Jenara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The Guardian Devil (Chanjoy Version)Where stories live. Discover now