Bagian XII

121 20 1
                                    




Sarapan pagi, kembali dalam keadaan tidak nyaman. Kali ini bukan hanya Chandra dan Jenara yang merasakannya, tapi Alaya juga. Alaya bahkan sesekali mengamati Mommy dan Daddynya secara bergantian kemudian dia menghela napas panjang.

"Daddy, sepertinya aku tidak enak badan." Ucap Alaya secara tiba-tiba. Chandra mengerutkan keningnya, menatap ke arah Alaya. Begitupun dengan Jenara yang segera bangkit dan menyentuh kening Alaya.

 Begitupun dengan Jenara yang segera bangkit dan menyentuh kening Alaya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tidak panas. Apanya yang sakit, Sayang?" tanya Jenara kemudian.

"Ini." Alaya berkata sembari menyentuh dadanya. "Rasanya sesak."

Chandra tampak panik dan dia segera menangkup kedua pipi puterinya. "Kita ke rumah sakit, oke?"

"Alaya nggak mau ke rumah sakit." Alaya memasang ekspresi sedihnya "Alaya hanya mau melihat Mommy and Daddy bersikap romantis seperti biasanya."

Chandra ternganga mendengar ucapan Alaya, dia segera melihat ke arah Jenara, dan Jenarapun menatap ke arahnya. "Princess ... kami, selalu romantis." Chandra meyakinkan Alaya.

"Not, this morning." Alaya membantah.

Chandra merasa kalah, "So, what do you want?" tanyanya sembari bersedekap.

"Maybe, holiday, together. Disneyland, maybe?" Chandra sempat tercengang mendengar ide puterinya, kemudian dia tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Alaya, kamu masih harus sekolah, ini bukan waktunya holiday, oke?" Jenara tak setuju dengan ide Alaya. Meski baru menginjak kelas 1 SD, tapi Jenara menerapkan disiplin yang tinggi untuk puterinya.

Berbeda dengan Jenara yang menolak ide itu, Chandra malah tampak menyetujuinya. Tanpa banyak bicara, dia menelepon seseorang yang tak lain adalah sekertaris pribadinya.

"Dira, cancel semua jadwal saya hari ini dan tiga hari kedepan. Telepon pilot saya untuk menyiapkan pesawat, saya akan ke Jepang. Dan, reservasi president suite ke hotel terdekat."

"Chandra?" Jenara dengan spontan menanyakan sikap Chandra yang terlalu memanjakan Alaya bahkan menuruti keinginan Alaya yang membuatnya tak disiplin dalam bersekolah.

Chandra tak menjawab Jenara, dia mengangkat hanya tangannya pada mengisyaratkan agar istrinya itu diam.

"Oke, kalau kurang jelas, dia bisa menghubungi saya nanti." Setelah itu, panggilan ditutup.

"Sekarang, naik dan siapkan perlengkapanmu." ucap Chandra pada Alaya. Alaya bersorak gembira, dia segera mengecup pipi Chandra sebelum lari menuju ke kamarnya.

Kemudian, Chandra melihat Jenara yang menatapnya dan sudah memasang wajah tak setujunya. "Ada masalah?" tanyanya.

"Ada masalah? Tentu saja ada. Alaya harus sekolah, bagaimana mungkin kamu bisa seenaknya mengajaknya liburan?"

"Dia sakit."

"Itu hanya alasannya saja. Tidak, Alaya tidak boleh kemana-mana."

"Aku yang memutuskan, aku Daddy-nya."

The Guardian Devil (Chanjoy Version)Where stories live. Discover now