Part 4

86 13 1
                                    

*Happy Reading*

"Nes? Lo udah belum?" seru Renata dari balik pintu.

"Udah, kok. Bentar lagi keluar," jawab Nesya sama berseru dari tempatnya.

Tiga menit setelahnya, Nesya pun benar-benar keluar dari bilik toilet, dan menemukan Renata sedang mencuci tangan di wastafel yang tersedia.

Ada dua adik kelas di sampingnya. Satu terlihat sedang merapikan rambut depan cermin. Satu lagi mencuci tangan sambil sesekali melirik Renata.

"Udahan lo? Gue kira masih dua tahun lagi," seloroh Renata saat melihat kehadiran Nesya.

"Bentaran amat cuma dua tahun. Rencana gue malah mau sepuluh tahunan," balas Nesya santai.

"Lah, lo boker apa ambil KPR?" Renata terkekeh renyah di tempatnya.

"Menurut lo ajalah." Nesya balas terkekeh.

Setelah itu, Nesya pun lanjut cuci tangan. Sementara Renata mengoles bibirnya dengan ... apa sih itu? Entah lip glos atau lip tint. Nesya tidak pernah bisa membedakan keduanya.

Awalnya, mereka berdua tak terlalu memperhatikan dua adik kelas yang ada di sana. Toh, mereka juga nggak kenal. Hanya saja sebelum kedua gadis itu benar-benar keluar toilet, salah seorang diantaranya tiba-tiba menghampiri Renata begitu saja dan seperti ragu menyampaikan sesuatu.

Ada apa?

"Uhm ... maaf, Kak. Aku bukannya mau sok ikut campur atau apa dengan urusan pribadi kakak. Tapi ... uhm ...." Gadis itu tampak ragu di tempatnya untuk melanjutkan ucapan.

"Tapi apa?" kejar Renata yang sepertinya sudah terlanjur dibuat kepo.

"Uhm ... bisa gak, Kakak jangan egois."

Hah?!

Renata dan Nesya pun seketika menganga. Kaget dan bingung campur jadi satu mendengar ucapan adek kelasnya itu.

Egois?

"Maksudnya egois?" tanya Renata lagi makin mengejar penjelasan.

"Uhm ... ya, itu, Kak. Kakak kan udah ada Kak Davin. Udah lama juga kan pacarannya. Jadi ... uhm ... bisa gak kakak lepasin Kak Naga. Kasian loh, Kak. Kak Naga juga kan berhak bahagia dengan wanita lain."

Naga? Kok ....?

Maksudnya apa, sih, ini?

"Uhm ... maaf sekali lagi, Kak. Bukan maksudku ikut campur masalah pribadi kakak. Tapi, ya ... aku cuma kasian aja sama Kak Naga. Permisi." Gadis itu lalu membungkuk sebagai permintaan maaf. Sebelum pergi menyusul temannya.

Sementara di tempatnya, Renata malah menggaruk rambutnya dengan bingung. Benar-benar tak mengerti maksud ucapan adik kelasnya barusan.

"Dia ngomong apa, sih, Nes?" tanya Renata bingung ke arah Nesya.

"Lah, lo malah nanya gue. Mana gue tahu lah. Kan yang dia tegor elo," balas Nesya ikutan bingung.

"Iya, sih. Tapi ... apa hubungannya gue sama Naga? Kok, dia ngomong seolah gue jadiin Naga selingkuhan, ya?" keluh Renata.

Nesya hanya bisa mengangkat bahunya saja tanda tak mengerti. Sebab dia pun sama bingungnya di sini.

"Aneh!" gumam Renata lagi, yang diaminkan Nesya.

***
Nesya dan Renata memilih tak menghiraukan teguran adik kelasnya waktu itu. Selain karena mereka tidak kenal, teguran itu juga rasanya tidak pada tempatnya. Karena apa? Ya ... karena Naga dan Renata memang tak ada hubungan apa pun selain teman sekelas.

Diam-Diam BucinWhere stories live. Discover now