• Bab 18 - Desa Utara Achilles

388 53 9
                                    

"Jelaskan." Suara dingin mencekam milik seorang pria yang memegang belati tajam tepat pada leher Alicia.

"Turunkan atau tidak sama sekali." Tantang Alicia tanpa getar dengan sorot mata datar tiada takut yang terpancar akan belati tersebut.

Enggan menurut, pria tersebut semakin mendekatkan belati. "Tiada pilihan yang tersedia." Dingin pria tersebut seakan dewa kematian datang untuk merenggut jiwa. "Katakan."

Tiap detik berlalu. Perseteruan dingin dengan belati berdiam manis pada leher jenjang Alicia yang siap mengiris dalam sekali gerakan.

Muak akan situasi, serta waktu menipis. Manik Alicia menyala terang. Sontak pria tersebut melompat belakang dengan sikap waspada.

"Anjing baik," Alicia tersenyum manis dan memperbaiki posisi duduk. "Duduklah. Sebelum penjelasan yang kau inginkan aku urungkan."

Beberapa saat pria itu diam. Lalu menyimpan belati dan berjalan duduk pada sofa depan Alicia. Bukan kalah, namun keinginan penjelasan serta hawa berbahaya wanita itu yang perlu dia ikuti kali ini. Samar, pria tersebut mengeram marah akan situasi merugikan ini.

Tipis, Alicia tersenyum miring. "Kedalikan amarah mu sebelum masalah besar kemudian hari," lalu manik nya redup seperti sediakala.

"Ucapanmu seperti wanita tua."

"Itu kasar, namun tidak masalah. Kau melakukan tugas dengan baik."

Meski tertutup jubah, aura berat sarat akan kebencian terpancar jelas dari pria tersebut.

Alicia yang merasakan itu hanya tersenyum dingin. Lalu mengeluarkan beberapa kertas dari balik jubah dan mulai membaca tiap kalimat. "Informasi yang kau kumpulkan terkait aliran gelap beberapa bangsawan ini cukup berguna. Lihatlah nominal ini. Menakjubkan."

Meski dia telah melihat nominal yang tertera beberapa kali, tetap saja timbul rasa kagum akan uang yang mereka kumpulkan. Seharusnya Raja menyadari ini, namun nampaknya tikus sudah bersemayam dengan baik disana.

Apa dia harus memberikan ini pada Lucius?

"Kau menyihirku wanita iblis!"

"Aku lebih suka menyebut itu dengan pengendalian, terdengar lebih keren." Manik Alicia tidak berpaling pada kertas di tangan.

Gigi sang pria bergemeletuk, "bagaimana."

"Di malam saat suamiku pergi dan aku terbangun akan mimpi buruk," kini maniknya beralih lurus pada pada pria didepan. "Aku melihatmu dalam gelap malam."

"Kau memanfaatkan 'ku! Kau menjadikan ku bawahanmu!"

Telunjuk Alicia bergerak depan bibir perlahan, "sstt, pelankan suara jika tidak ingin tertangkap." Senyum sinis kini terpatri pada wajah nya, "anggap sebagai bayaran muka karena mengamati beberapa tahun belakang. Kemudian melaporkan pada pria tersebut."

Perasaan pria itu benar akan wanita depannya. Dia berbahaya. Entah informasi apasaja yang telah dia ambil demi keuntungan.

"Sisa pembayaran dapat dilakukan dengan kau, tanpa nama, menjadi bagian ku."

"Tiada sudi. Lebih baik mati daripada-"

Belum selesai berucap, Alicia gesit membuka tudung pria tersebut. Terlihat Surai panjang terikat berwarna abu, dengan manik hitam terlihat menawan dibawah rembulan.

Alicia bersiul kecil, "penampilan menarik." Kemudian kembali duduk tenang. "Aku memiliki penawaran yang sangat kau inginkan. Dengar dan pikirkan."

Kini, salah satu bidak telah muncul dalam permainan.

⊛⊛⊛⊛⊛⊛

Sesuai dengan ucapan Lucius kemarin. Kini pasangan Achilles telah berada dalam kereta kuda menuju desa utara untuk peninjauan.

The Secret of DuchessWhere stories live. Discover now