• Bab 15 - Kediaman Glodius

642 105 3
                                    

"Peli salju sangat cantik!" Ucap cadel gadis kecil dengan surai panjang berwarna ungu seperti anggur yang menatap Alicia berbinar.

"Zella, panggil Nyonya dengan sebutan Duchess." Tegur pria bersurai ungu gelap.

"Hmph!" Gadis tersebut memalingkan wajah dengan pipi menggembung, membuatnya terlihat manis dan lucu.

Pria surai ungu gelap tersebut menghela nafas lelah, "maafkan adik saya Nyonya Achilles. Zella tidak bermaksud lancang."

"Tidak apa, Tuan Muda Glodius, saya senang bersama anak-anak." Senyum tulus Alicia meski dia sendiri cukup binggung dengan situasi saat ini.

Kembali pada beberapa menit lalu.

Kereta kuda milik Alicia telah memasuki perkarangan kediaman Glodius. Bangun dua tingkat yang tidak kalah megah dengan Achilles dengan aneka seperti aster juga mawar yang menghiasi sepanjang jalan.

Saat kereta telah berhenti depan pintu, seorang pria berumur telah menunggu Alicia dengan seragam pelayan.

"Selamat siang Nyonya Duchess Achilles, dan selamat datang dikediaman Glodius. Saya adalah kepala pelayan disini. Mari saya antarkan untuk bertemu dengan Nyonya." Hormat kepala pelayan dengan Alicia yang tersenyum lalu mengikuti dari belakang bersama Thalia dab Matheo.

Selama perjalanan Alicia mengamati sekitar. Sepertinya Glodius sangat tertarik dengan lukisan, terlihat sepanjang perjalanan banyak dijumpai lukisan dengan beragam ukuran.

"Sepertinya Duchess Glodius memiliki minat dalam seni lukis."

Kepala pelayan menjawab, "Nyonya memang sangat tertarik, bahkan beberapa lukisan ini adalah hasil buatan Nyonya. Ini karena keluarga Nyonya sangat berperan penting dalam seni di kerajaan ini."

Ini hanya perasaan nya saja atau Alicia memang mendengar penuturan kepala pelayan mengenai Nyonya Glodius sangat menggebu?

Sampai pada taman luas dan indah yang dipenuhi bunga serta pohon apel dengan beberapa telah berbuah merah ranum siap petik. Alicia merasa damai.

Belum lagi suara gemericik dari kolam air mancur yang memiliki desain klasik mewah berwarna putih ini menambah kesan damai dalam dirinya.

Kepala pelayan mempersilahkan Alicia untuk duduk dan menikmati camilan kecil sembari menunggu sang Duchess.

Thalia dan Matheo yang sejak tadi mengekori diarahkannya pada tempat lain yang telah dipersiapkan untuk mereka. Alicia mempersilahkan karena dia tidak merasakan ancaman dari Glodius.

Menunggu dengan tenang Alicia mulai memikirkan kembali maksud dari undangan tersebut. Alicia belum bertemu dengan bangsawan lain terkecuali keluarga kerajaan, itupun karena perjamuan keluarga.

Dia memiliki asumsi bahwa ini memang bermula dari sana hingga dirinya mulai mendapatkan beberapa undangan, termasuk Glodius.

'Glodius sepertinya tertarik dengan istri hilang ingatan Achilles yang beberapa waktu lalu dibicarakan atau kemesraan Achilles, astaga.'

Sepertinya kali ini Alicia dapat menangis jika Duchess Glodius memang tertarik akan hal tersebut. 'Kuharap aku bisa menyumpal mulut tiap orang di kerajaan ini yang membicarakan hal tersebut.'

Awan kelabu disekitar Alicia yang memikirkan hal tersebut hilang saat menangkap suara gesekan daun dan dahan dari pohon apel tak jauh dari tempatnya duduk.

Alicia menyipitkan mata ke arah sumber suara. Terlihat gadis kecil surai ungu diatas pohon apel yang cukup tinggi. Tangan kecil tersebut berusaha meraih apel ranum. Namun dahan yang dia duduki sudah tidak kuat menahan beban yang berakhir patah.

The Secret of DuchessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang