CHAPTER 15

6.4K 1K 261
                                    

.
.
.

Adelia tersentak ketika membuka mata. Mengerjap pelan, Adelia berusaha menyesuaikan penglihatannya.

Pandangannya tersapu dari langit-langit ke seluruh penjuru ruangan. Ini bukan kamarnya, Adelia bahkan tidak mengenali ruangan ini. Dimana ini? Ini bukan Mansion.

Adelia menggerakkan badannya, kenapa badannya berat sekali? Baru saja dia mempertanyakan kenapa badannya susah untuk digerakkan, sesuatu tiba-tiba terasa bergerak diperutnya.

Adelia terlonjak, dia refleks memegangi perutnya dan betapa terkejutnya Adelia saat ia bisa merasakan bahwa perutnya membuncit.

"Hah? Ap-" Adelia segera menutup mulutnya dengan kedua tangan, raut wajahnya memucat.

Merasa ada yang tidak beres, Adelia beranjak dari tempat tidur untuk menuju cermin. Sekali lagi Adelia dibuat terkejut, tangannya gemetar saat hendak menyentuh cermin. Dia menatap lekat sosok yang berada didalam cermin itu.

Bukan, itu bukan wajahnya. Itu wajah orang lain, Adelia pernah melihatnya. Ya perempuan itu, dia adalah perempuan yang Adelia temui semalam.

Kenapa aku tiba-tiba jadi dia? Batin Adelia.

Adelia termenung, entah kenapa sejak kejadian semalam, semuanya jadi penuh teka-teki. Siapa dirinya dan siapa perempuan yang sekarang dia rasuki?

"Nyonya."

Suara ketukan pintu terdengar bersama dengan panggilan seseorang diluar. Adelia mendadak linglung, ragu-ragu dia melangkah ke arah pintu. Bagaimana kalau orang itu curiga bahwa ada yang aneh pada sikapnya? Bagaimana kalau orang itu adalah sosok yang begitu dekat dengan perempuan ini?

Adelia tak henti-hentinya berdebat dengan pikirannya sampai ketokan selanjutnya membuat lamunannya buyar.

"I-Iya sebentar"

Ceklek.

Pintu terbuka dan mata Adelia yang tadinya mengarah kebawah perlahan naik untuk melihat orang itu.

Cukup lama keheningan terjadi, mulut Adelia terbuka dengan mata yang terus tertuju pada orang didepan.

"Paman Abi?"

"Paman Abi?" Suara familiar itu mengulang ucapan yang baru saja keluar dari mulut Adelia secara spontan. Adelia tersadar dan langsung menutup rapat bibirnya.

Entah apa yang terjadi, Adelia merasa tubuhnya bergerak dengan sendirinya. Ia berjalan ke arah sofa yang ada didalam kamar itu dan duduk disana. Matanya memperhatikan ketika Abian juga masuk dan duduk di sofa seberang.

"Maaf kalau kedatangan saya tiba-tiba, hari ini juga seperti biasa. Saya berharap anda segera pulang" ucap Abian dengan sopan

Adelia masih tidak mengerti apa hubungan Abian dengan wanita ini, Adelia memilih untuk menyimak.

"Kenapa? Apa Al belum mampu memenuhi tanggung jawabnya?" Adelia tersentak ketika dirinya berbicara tanpa sadar.

Baik, mungkin ini memang sesuatu yang diluar kendalinya dan harus terjadi.

"Bukannya saya sudah menunjuk dia sebagai penerusnya?" Sekali lagi Adelia berbicara tanpa bisa dia kendalikan.

Pria yang terlihat 20 tahun lebih muda itu tampak menghela nafas.

"Nyonya, anda juga tau. Pewaris tidak bisa berganti begitu saja. Walaupun saat ini Tuan Al yang memimpin keluarga Agrient, semua orang juga tau sampai kapan pun Tuan Al tidak akan pernah menjadi pewaris selama anda masih bernafas."

Belum sampai disitu Abian juga melanjutkan ucapannya kali ini dengan nada rendah

"Cuma anda yang bisa mengendalikan dia Nyonya"

REBIRTH : ADELIA [AGRIENT STORY KE-2]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu