CHAPTER 11

4K 778 49
                                    

.
.
.

"Pilih apapun yang kamu suka. Tunggu disini dan jangan berkeliaran"

Hanya itu kalimat yang Alderian ucapkan sebelum pergi meninggalkan Adelia di salah satu brand store ternama yang ada di Mall itu.

Emma menuntun Adelia untuk melihat-lihat baju yang ada disana, Ian mengikuti dibelakang mereka sementara Ezra dan Noah berjaga didepan toko.

"Ayah tadi mau kemana?" Tanya Adelia pada Emma saat wanita itu tengah menilai baju-baju yang ada dipatung.

"Tuan sedang pergi menemui rekan bisnisnya yang ada dilantai atas, kebetulan Tuan hari ini ada janji. Nona nggak perlu khawatir, Tuan nanti balik kesini lagi kok" ucap Emma tersenyum sembari memperlihatkan dress cantik pada Adelia. "Nah ayo dicoba dulu"

Adelia hanya menghela nafas dan mulai mengikuti Emma ke ruang ganti.

30 menit berlalu, Adelia kira dia hanya mencoba satu baju. Ternyata tidak, dia nyaris dibuat pingsan ketika salah satu karyawan toko itu membawa tumpukan baju kedalam ruang ganti, belum lagi saat Ian juga ikut membantu membawakan yang lainnya.

Kalau Adelia tidak salah ingat, satu baju disini harganya nyaris membuat Adelia ingin menggigit jarinya sampai putus. Daripada beli baju mending dia memberi makan celengannya yang akan dibawa kabur nantinya.

"Terima kasih"

Adelia keluar dari toko itu dengan perasaan berat. Dia bahkan tidak rela melihat betapa lebarnya senyuman para karyawan disana. Tidak bisa dibiarkan, ini buang-buang uang namanya! Protes Adelia dalam hati.

"Nona, itu Tuan"

Akhirnya Adelia kembali melihat Alderian. Dia datang bersama beberapa orang, salah satunya adalah seorang wanita yang membuat Adelia langsung berkerut tidak suka ketika melihatnya pertama kali.

Lihat saja dandanannya. Dress kurang bahan, ketat dan berwarna merah yang membuat siapapun sakit mata kalau melihatnya, high heels setinggi harapan orang tua, make up tebal dan rambut pirang menyala. Satu lagi yang membuat Adelia semakin merasa risih adalah karena wanita itu sangat menempel pada Ayahnya.

Mendengus kesal, Adelia langsung memutar otak. Seolah ada lampu yang keluar diatas kepalanya, Adelia segera mengambil langkah cepat. Dia meninggalkan Emma dan berlari menuju Alderian.

"Papiiii~" Adelia memanggilnya dari jauh, tak lupa dengan nada yang dibuat seimut mungkin. Semua orang menoleh termasuk Alderian yang ekspresinya tampak berubah, Adelia tersenyum lebar. Begitu jaraknya hampir dekat, Adelia langsung melancarkan aksinya.

BRUKKK!

"Nona!" Emma berteriak dari belakang karena terkejut, begitupun dengan orang-orang yang bersama Alderian.

"Aduh, sakit" Adelia meringis, ini memang rencananya tapi sakitnya benar-benar nyata.

"Nona nggak papa?" Emma membantu Adelia berdiri sambil meniup-niup kedua lututnya.

Sejenak Adelia merasa bersalah karena membuat Emma khawatir, dia akan minta maaf lain kali. Karena sekarang ini Adelia harus bersusah payah menahan tawanya setelah melihat wanita yang tadinya gelendotan ditangan Ayahnya tampak begitu murka.

Wanita itu memandangnya dengan tajam saat Alderian melepas paksa pelukannya dan langsung menghampiri Adelia.

"Papi..." Panggil Adelia mengulurkan kedua tangannya manja.

"Kenapa pake lari-lari segala? Bukannya saya bilang buat tunggu disana?"

Adelia hanya menunjukkan cengirannya mendengar omelan itu. Sesudah memeriksa ada luka atau tidak, Alderian mengangkatnya dan Adelia langsung memeluk leher Ayahnya dengan erat. Sekali lagi, Adelia bisa melihat wajah wanita itu memerah kesal.

REBIRTH : ADELIA [AGRIENT STORY KE-2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang