CHAPTER 3

6.5K 1K 43
                                    

.
.
.

Dengan gerakan pelan, Adelia menyuapkan kue coklat kedalam mulutnya. Matanya sesekali melirik Alderian yang sejak tadi terus menatap kearahnya.

Beberapa menit yang lalu mereka memutuskan untuk pindah tempat, Alderian memilih balkon sebagai tempat untuk menikmati dessert mereka.

Suasana sore itu terasa nyaman, dengan angin sepoi-sepoi dan matahari sore yang menyejukkan membuat Adelia tanpa sadar menikmati moment itu.

"Apa dessertnya nggak enak?" Pertanyaan Alderian memecah keheningan diantara mereka

"Nggak, ini enak." Ucap Adelia cepat "Adel suka, apalagi makannya sama Ayah" Tak lupa Adelia memberikan senyuman manis.

Baik, sekarang saatnya menjalankan rencana.

Alderian hanya tersenyum miring, menyandarkan kepalanya di tangan yang bertumpu di sisi kursi "Cerewet."

Adelia tertohok mendengarnya, wajahnya berubah masam. Harusnya dia tau ini tidak akan mudah, dalam hati Adelia menggerutu sebal.

Setelah beberapa lama hening, seorang pelayan wanita tampak mendekati mereka. Adelia hanya memperhatikannya sedikit penasaran sambil terus menyuapkan es krim ke mulutnya.

"Tuan panggil saya?"

"Emma, mulai sekarang kamu yang akan mengurus semua kebutuhan anak ini." ucap Alderian mengawasi Adelia yang daritadi terlalu sibuk dengan es krimnya.

Merasa ditatap, Adelia mengangkat pandangannya. Dia bisa melihat pelayan wanita itu tertegun sesaat, Adelia tidak heran lagi. Di kehidupan sebelumnya juga Emma selalu bereaksi seperti itu saat pertama kali bertemu dengannya, entah apa alasannya Adelia tidak tau dan tidak ambil pusing.

"Baik, Tuan Al"

Emma membungkuk sopan setelah menjawab perintah yang Alderian berikan. Mata Adelia terus mengawasi saat Emma mulai berjalan ke sisi kursinya dan berdiri disana.

Di 3 kehidupan sebelumnya, Adelia tidak terlalu mengenal Emma. Adelia hanya tau bahwa Emma adalah salah satu pelayan senior di kediaman Agrient, dia adalah kepala pelayan yang bertanggung jawab di bagian kebersihan. Mereka memang jarang bertemu tapi Adelia tau bahwa Emma bukanlah orang yang jahat.

"Tuan Al."

Alderian berpaling saat melihat Ezra masuk. Untuk beberapa detik Ezra melihat kearah Adelia, dan Adelia mendapati ekspresi Ezra juga sama seperti yang Emma tunjukkan beberapa waktu lalu.

"Kenapa?" Tanya Alderian membuat Ezra segera mengalihkan perhatiannya.

"Arjun Adison sudah tiba disini"

"Oke, ayo kesana" ucap Alderian beranjak dari kursinya, sejenak dia melirik Adelia yang menatapnya lalu berkata "Saya mau ke bawah dulu, habisin aja semua dessertnya"

Adelia hanya melongo, mengawasi Alderian yang sudah pergi bersama Ezra. Yang benar saja dia disuruh menghabiskan semuanya, bisa-bisa giginya akan benar-benar keropos setelah ini.

Suara kekehan kecil terdengar, Emma bergerak untuk membereskan piring yang kosong "Tuan cuma becanda kok, Nona nggak perlu habisin semuanya kalau memang udah ngga sanggup"

"Eumm.. aunty?" Adelia bingung harus memanggil Emma bagaimana, mereka belum pernah berinteraksi sebelumnya.

"Emma aja, Nona" ucap Emma tersenyum lembut

"Okey eum Emma," ucap Adelia sedikit tidak enak "Emma tau dalimana kalau Ayah becanda? Mungkin aja Adel benelan disuluh habisin semuanya"

"Saya sudah lama melayani keluarga ini, dan saya kenal betul bagaimana Tuan Alderian. Kalau Nona tetap maksa makan coklat-coklat ini gigi Nona bisa rusak, mana mungkin Tuan tega membiarkan putrinya sakit"

REBIRTH : ADELIA [AGRIENT STORY KE-2]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن