CHAPTER 9

4.1K 834 89
                                    

.
.
.

Adelia menghela nafas untuk kesekian kalinya, hal itu mengundang rasa penasaran Emma yang tengah berdiri dibelakangnya.

"Ada masalah, Nona?" Tanya Emma

Adelia menggeleng, dia menjatuhkan dagunya diambang jendela sambil memandang taman dari lantai 2. Hari sudah sore dan Adelia tidak tau ingin melakukan apa, hari ini dia sudah banyak bergerak. Adelia lelah tapi dia tidak ingin diam saja disatu tempat, ayolah dia itu punya misi penting. Keberadaannya disini bukan untuk berleha-leha saja disaat ajalnya mungkin sudah otw kemari.

Bagaimana cara masuk ke kamar Ayahnya? Dia tidak mungkin masuk kesana sekarang, Alderian pasti akan menanyainya macam-macam dan kemungkinan besar Adelia akan dicurigai. Hei, Adelia sudah menalukkan Alderian meskipun persentasenya hanya 5%. Itu sudah bagus daripada tidak sama sekali, setidaknya nyawanya aman untuk sementara.

"Oh iya, bukannya kakak-kakak hali ini bakal pulang?" Adelia bertanya pada Emma

"Iya Nona."

Adelia berpikir sejenak, lalu bertanya lagi "Menulut Emma, meleka akan sampai disini kapan ya?"

"Mungkin malam nanti, Nona nggak usah nunggu karena Tuan Muda kemungkinan besar akan sampai larut malam" jelas Emma

"Tapi Adel pengen nyambut kakak-kakak juga sama Ayah" ucap Adelia murung

Emma terdiam, ya sudah pasti Adelia ingin bertemu kakak-kakaknya. Mereka dipisahkan dari kecil, Adelia tidak pernah bertemu mereka. Pasti Adelia selama ini merasa diasingkan, Emma seketika memasang ekspresi rasa bersalah.

"Nona beneran mau ketemu Tuan muda Max dan Tuan muda Azel?" Tanya Emma

Adelia mengangguk lesu.

"Okey, Nona bakal ketemu mereka nanti malam. Tapi.." Emma menginterupsi saat Adelia hendak bersorak "Kalau Nona udah ngantuk, jangan dipaksa ya. Kita langsung ke kamar, Nona juga masih bisa ketemu besok."

"Siap!" Adelia menjawab dengan semangat membuat Emma tersenyum.

"Adel pengen ngasih sesuatu, kila-kila masih sempet nggak ya buat beli kadonya sekalang?" Tanya Adelia

"Kalau mau keluar sekarang, langitnya udah mau gelap. Tuan besar pasti nggak bakal ngijinin Nona keluar"

"Yahh, gimana dong" ucap Adelia lesu

"Hmmm.." Emma tampak berpikir sejenak lalu berkata "Gimana kalau buat kue aja?"

"Emang Kak Max sama Kak Azel suka kue?"

"Kalau Tuan muda Azel sih pasti bakal suka" ucap Emma

"Kak Max?"

"Tenang aja, saya sudah nyiapin hadiah yang cocok buat Nona kasi ke Tuan muda Max" kata Emma

Mata Adelia berbinar tidak sabaran. Tanpa Emma tau, semua itu adalah rencana yang sudah Adelia susun. Adelia akan mengambil hati kedua bocah itu agar bisa dekat dengannya, tentu saja pertemuan mereka harus berkesan. Mendapat kado dari sang adik kecil yang menggemaskan, mereka pasti akan terharu. Dan setelah rencananya berjalan mulus, Adelia akan memanfaatkan mereka agar mereka mau memberikan kuncinya.

Yah kelihatannya memang semudah itu kalau dipikirkan. Tapi Adelia kan belum tau karakter kakak-kakaknya, masih terlalu awal untuk merayakannya.

***

21.45

Adelia menguap untuk yang kesekian kalinya. Matanya begitu berat, dia ingin tidur tapi dua bocah Agrient itu belum sampai. Adelia membelalakan matanya, berusaha agar tidak terpejam. Diujung sofa, Emma sudah menatapnya gelisah. Wanita itu tidak bisa menghampirinya karena Adelia saat ini tengah berada di pangkuan Alderian.

REBIRTH : ADELIA [AGRIENT STORY KE-2]Where stories live. Discover now