CHAPTER 1

7.9K 991 61
                                    

.
.
.

"Adel, hali ini kita mau gambal apa?"

Adelia melirik bocah laki-laki seumurannya yang sedang duduk sambil ikut menggambar disampingnya saat ini.

"Gambal duit" jawab Adelia singkat

Kaifar, anak bungsu keluarga Dewantara itu mengerjap-ngerjap. Dia menatap Adel dengan tampang polosnya lalu bertanya "Adel suka duit?"

Tanpa menghentikan kegiatannya Adelia mengangguk semangat "Suka banget"

"Kai juga suka, tapi Kai lebih suka Adel" ucap Kaifar membuat Adelia tersenyum gemas. Sekarang dia tau kenapa di masa depan Kaifar bisa di juluki playboy gila, lihat saja tingkahnya sekarang. Kecil-kecil sudah jago gombal.

"Oh iya, kemalin Kai pelgi ke lumah Uncle selem loh" ucap Kaifar kembali melanjutkan gambarannya

Adelia mengangkat alisnya, dia tau siapa Uncle seram yang Kaifar maksud. Siapa lagi kalau bukan Alderian, dulu juga Kaifar selalu memanggilnya seperti itu jadi Adelia bisa langsung tau.

"Ngapain Kai kesana?"

"Mami bilang Uncle selam lagi sakit"

"Sakit?" Adelia hampir tidak percaya. Soalnya Ayahnya itu jarang menunjukkan kelemahannya, bahkan dulu Adelia hampir tidak pernah mendengar Alderian sakit.

"Kalau kamu penasaran kenapa nggak coba jenguk aja?"

Adelia berpaling ketika suara Keen terdengar. Dia melihat Kalila dan Keen masuk ke ruang main dengan beberapa buku ditangan mereka.

"Aduh sumpah ya, kenapa PR banyak banget sih. Bisa pecah nih kepala gue lama-lama" Kalila menggerutu setelah membanting tumpukan bukunya diatas meja, dan memilih untuk mendekati adik-adik kecilnya.

"Nyesel gue ga masuk asrama bareng Kak Darren" Lanjutnya

"Yaelah, ga ada yang berubah mau lo pindah sekarang juga. Mungkin aja tugas-tugas disana malah bisa bikin kepala lu pecah beneran" cibir Keen

"Ya kan seenggaknya ada Kak Darren disana, dia kan pinter jadi bisa minta tolong bantuin kalau gue ada tugas" ucap Kalila cemberut, tangannya sibuk menguyel-uyel pipi Adelia yang sama sekali tidak terganggu.

"Nyusahin aja lo jadi orang" gumam Keen kembali melanjutkan bacaannya

"Ohiya Adel, tadi kan Adel penasaran apa Ayahnya Adel beneran sakit atau engga, nah kenapa Adel ngga coba jengukin aja?" Usul Kalila

"Gamau ah, belum saatnya" balas Adelia tanpa sadar

"Hah?" Kalila yang tadinya berbaring di sofa belakang Adelia langsung duduk tegak, begitupun dengan Keen yang langsung mengalihkam pandangannya dari buku

"Maksudnya?"

Adelia menggigit lidahnya didalam, merutuki mulutnya yang tidak bisa terkontrol. Dia menatap Kalila dengan gugup sambil mencoba memikirkan alasan yang mungkin bisa dikatakan oleh anak umur 5 tahun.

"Itu... kan kata Aunty, Adel belum bisa ketemu Papi sekalang. Adel gamau ganggu Papi" ucap Adel berusaha memasang ekspresi sepolos mungkin

Kalila dan Keen terdiam, mereka berdua saling melempar pandangan lalu menatap Adelia dengan prihatin. Kalila mengambil tangan mungil Adelia dan menggenggamnya erat. "Tapi bukannya Adel dari dulu pengen ketemu Papi Adel ya?"

Adelia menggeleng "Gapapa kakak, Adel bisa tunggu"

Kalila hanya menghela nafas lalu mengangguk pelan "Yaudah, tapi kalau Adel beneran pengen ketemu, Kak Lila sama Kak Keen siap bantuin Adel buat ketemu Papi Adel diem-diem. Mami ga akan tau jadi Adel tenang aja, iyakan Keen?"

REBIRTH : ADELIA [AGRIENT STORY KE-2]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon