29. Burn Like Hell

62.5K 7.2K 4.2K
                                    

Dosa baca chapter ini kalau belum follow @ireneshu_

Uda Follow & Vote?

Selamat membaca...

"Jangan-jangan kamu mengenal Liana Flynn?" Alexander memicingkan matanya

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

"Jangan-jangan kamu mengenal Liana Flynn?" Alexander memicingkan matanya.

Amelia sudah menang. Ia berhasil membuat Alexander jatuh cinta padanya.

Bukankah itu tujuannya?

Ya sudah, katakan saja pada sang earl siapa sebenarnya Liana Flynn itu.

Bibir Amelia setengah terbuka ketika Alexander tertawa.

"Mana mungkin, ya? Lupakan saja perkataanku. Kamu mau berdansa, Miss Falmouth?" Alexander menunduk dengan satu tangan di belakang punggung dan tangan kiri diulurkan ke hadapan Amelia.

"Dengan senang hati, my lord."

Amelia tidak jadi membongkar identitasnya. Belum. Jika Alexander tahu, maka skenario terburuk adalah ia akan marah dan menjauhinya.

Untuk saat ini, Amelia ingin tahu rasanya diperhatikan seorang pria. Dengan menjadi dirinya sendiri.

Kehangatan tangan Alexander di punggungnya menjalar sampai ke seluruh tubuh Amelia. Dan ia sesekali tersenyum pada Amelia.

"Drake adalah pria dengan gairah hidup paling tinggi yang pernah kukenal. Dia memandang dunia dengan cara yang unik." Alexander tiba-tiba berbicara tentang Drake di tengah dansa mereka.

"Aku dengar dia tinggal di India selama beberapa tahun."

"Ya, dia punya banyak cerita menarik. Hidup bersamanya pasti tidak akan membosankan."

"Huh?"

"Kamu tertarik padanya, Miss Falmouth? Aku melihat kalian berdua tadi. Drake tersenyum kepadamu. Aku rasa kalian berdua akan menjadi pasangan yang serasi. Maaf, kamu umur berapa?"

"Dua puluh," jawab Amelia dengan bodohnya.

"Lihat, Miss Clarke yang lebih muda dua tahun darimu saja sudah bertunangan. Lalu Miss Augusta juga sukses dengan pesta debutantenya."

"Jadi maksudmu aku sudah tua, begitu?"

"Ohh. Jangan tersinggung, Miss Falmouth." Alexander memutar tubuh Amelia mengikuti pola dansa.

Lalu ia kembali meletakkan tangannya di punggung Amelia dan wajah mereka bertemu.

"Coba dipikir, Miss Falmouth. Dimana lagi kamu akan mencari suami sebaik Drake?"

Ya, Amelia juga sadar kalau Drake Graham adalah incaran ibu-ibu ambisius, termasuk ibunya sendiri. Namun setelah perang merenggut penglihatan Drake, ia seakan dilupakan begitu saja.

"Sebagai sahabat baiknya, aku ingin Drake bahagia. Mungkin kebahagiaannya ada padamu, Miss Falmouth. Kalau kamu memang menyukainya, aku bersedia membantumu."

Becoming A DuchessWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu