26. Not Love But Lust

57.9K 7.5K 1.2K
                                    

Wow beneran capai 4k comment dong🗿
Kalian memang hebattt!!

Terus bisa trending #1 Acak
Mungkin ini karena kekuatan para pembaca BAD 🤣 super sekali

Sesuai janji yuk kita lanjut 😍

Semburat jingga hangat menghiasi langit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semburat jingga hangat menghiasi langit. Tawa dan obrolan ringan perlahan berakhir, digantikan oleh dentingan piano indah dari jemari Elena.

"Makan malam di sini saja." Lady Cecillia menggenggam tangan anak sulungnya ketika Tristan pamit pulang.

"Zara kelihatan lelah. Sebaiknya aku membawanya pulang setelah Edith tertidur," balas Tristan tanpa mengalihkan pandangannya dari Zara.

Edith menangis kencang ketika mau dilepas dari tangan Zara. Jadi Zara sedang mengayunnya pelan sampai Edith tertidur. Mata bayi mungil itu mulai sayu menahan kantuk.

Meskipun Zara tidak mengeluh, namun Tristan dapat merasakan bahwa istrinya kelelahan. Ia bahkan lebih lelah dari orang yang baru saja pulang berperang.

Bagaimana tidak? Zara begitu sibuk. Bekerja tanpa henti di rumah sakit dan membantu mengurus Drake. Ia juga tidak melupakan tugasnya sebagai seorang duchess.

Zara memastikan rumah Tristan tidak terbengkalai dan tetap bersih hingga ia pulang. Lalu juga mengurus beberapa masalah dengan pelayan dan memeriksa buku besar.

Ada perasaan lain yang muncul di hati Tristan saat mendengar bagaimana Lady Cecillia, Drake bahkan Elena memuji perbuatan Zara.

Bangga. Ya, Tristan merasa bangga terhadap istrinya.

"Kamu mencintainya."

"Huh? Apa, Ma?" Tristan mengalihkan tatapannya ke arah Lady Cecillia.

"Kamu mencintai Zara."

Tristan mengernyitkan dahinya. "Tidak. Mana mungkin."

"Kamu bisa membohongi yang lain dan dirimu sendiri. Tapi tidak denganku. Aku yang melahirkan dan membesarkanmu, Tristan. Aku dapat melihatnya dari tatapanmu."

Ucapan Lady Cecillia terus berdengung di benak Tristan sampai mereka tiba di Griffin House.

Kereta kuda sudah berhenti namun Tristan tidak membangunkan Zara. Wanita itu tertidur dalam perjalanan. Kepalanya bersandar di bahu Tristan. Beberapa helai rambut jatuh menutupi wajahnya.

Cinta?

Mana mungkin.

Selama ini hanya ada perasaan benci dan jijik yang menyelimuti hati Tristan. Lalu Zara hilang ingatan dan sikapnya berubah total. Sejak saat itu, gairah Tristan untuk memilikinya muncul.

Jika dulu Tristan bahkan tidak sudi melihat wajahnya, sekarang Tristan tidak bisa berhenti menyentuhnya.

Ada gairah yang begitu kuat hingga Tristan tidak pernah merasa puas.

Becoming A DuchessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang