04. Melt Like Butter

86.6K 9.9K 94
                                    

"Sebenarnya aku berasal dari abad ke-21

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

"Sebenarnya aku berasal dari abad ke-21. Namaku Zara Foster."

Tristan tidak memberikan reaksi.

Zara melanjutkan, "Aku meninggal karena ditabrak. Lalu entah bagaimana, aku bisa berada di tubuh istrimu, Zara Sherrington."

"Kamu mabuk?" Tristan mendekatkan wajahnya, namun tak ada aroma anggur atau minuman beralkohol dari tubuh Zara.

Wanita itu masih wangi sabun aroma bunga mawar. Maryam memberi laporan bahwa sang duchess jadi punya kebiasaan baru, yaitu mandi setiap hari.

"Aku serius. Di abad ke-21, kuda tidak dipakai sebagai kendaraan. Tapi dipelihara oleh orang-orang kaya. Untuk kendaraan di darat, namanya mobil. Oh, ada pesawat juga. Transportasi super nyaman dan cepat yang terbang di atas langit."

Tristan berhenti dan melepas tangan Zara. "Jadi maksud kamu, jiwamu masuk ke dalam tubuh istriku?"

Zara mengangguk cepat.

"Lalu kemana jiwa istriku yang jahat itu?"

"Mungkin dia memang sudah meninggal saat kepalanya terbentur jembatan. Karena tidak mungkin aku bisa masuk ke dalam tubuhnya kalau dia masih di sini."

Tristan tertawa keras. Baru kali ini Zara melihatnya tertawa. Walaupun dengan ekspresi mengejek.

"Kamu pikir aku anak kecil? Mau menipuku dengan takhayul. Aku kembali ke London besok. Kalau kamu terus bersikap seperti ini, jangan harap kamu juga ikut denganku."

Zara sangat geram. Tristan hanya bisa mengancam dan mengancam. Ia juga tidak peduli jika Tristan kembali ke London. Warga Norfolk semuanya sangat ramah. Ia bahkan sudah punya beberapa teman.

"Ya sudah, pergi saja. Aku tak peduli. Kamu mau ke London atau ke neraka sekalian, silakan."

Zara membalikkan tubuhnya, namun Tristan memegang lengannya. "Hei,"

Rintik-rintik hujan jatuh dari atas langit gelap. Lalu sedetik kemudian, hujan deras mengguyur Norwich. Semuanya mendesah kecewa karena pesta harus berakhir. Mereka bergegas memasukkan meja, kursi dan peralatan lainnya.

Tristan menarik tangan Zara dan berlari menuju kereta kuda mereka. Sesampainya di dalam, Zara menyeka wajahnya dengan saputangan.

"Ah, shit. Semoga besok tidak hujan." Tristan menggerutu lalu menutup tirai jendela. Ia mengetuk atap kereta sebanyak dua kali, dan mereka pun bergerak pulang ke Evergreen Mansion.

Zara merasa sesak dengan kehadiran pria tinggi dan berbadan tegap ini di dalam kereta kuda yang kecil. Tadi Tristan datang ke acara peresmian menunggangi kudanya sendiri. Jadi mereka tidak duduk di dalam satu kereta yang sama.

Selama beberapa saat, mereka saling mengabaikan satu sama lain. Tristan menyandarkan tubuhnya di kursi empuk berwarna cream, sedangkan Zara duduk di kursi seberangnya.

Becoming A DuchessHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin