THE NEXT MEMORY OF GEETA AND REBECCA (3)

180 55 2
                                    

*THE NEXT MEMORY OF GEETA AND REBECCA!

*Selamat datang kembali dalam the next memory of Geeta and Rebecca.

..

" Sayang.."

Geeta secepat kilat menutup buku agendanya.

" Iya"

Rebecca duduk disamping Geeta. " Aku kasih waktu kamu"

" Waktu untuk apa?"

" Aku kasih waktu kamu untuk selesain semua kerjaanmu selama itu aku gak akan ganggu atau protes. Kamu bebas mau kerja dari pagi sampai pagi lagi juga terserah. Tapi setelah waktu itu habis aku mau kamu gak lagi mikirin kerjaan. Aku pengen pikiran, raga, hati kamu untuk aku. Gimana?"

" Kamu yakin?"

" Iya. Tapi kalau kamu ngelanggar itu, kamu akan dapet hukuman"

" Hukumannya?"

" Gak perlu aku sebut sekarang"

Geeta berfikir sejenak. " Oke aku mau"

" Kamu butuh waktu berapa lama?"

" 3 bulan"

Deg..

Jantung Rebecca berhenti sepersekian detik. Selama itukah waktu yang Geeta perlukan untuk mengurus kerjaannya? Seberapa urgent kerjaan itu hingga bisa membuat Geeta dengan lantang menyebutkan 3 bulan? Apakah Geeta tak berfikir 3 bulan waktu yang sangat lama bagi Rebeccca? Namun sekali lagi Rebecca harus bersikap tenang sesuai dengan masukan dari mami.

" Aku kasih waktu kamu 3 bulan. Setelah itu aku mau 3 bulan selanjutnya waktu kamu hanya untuk aku gak ada lagi ngurus kerjaan sampai gila kayak gini" ujar Rebecca tegas

Geeta menggangguk ragu.

" Aku pegang janji kamu. Mulai malem ini kamu bebas ngerjain kerjaanmu"

Rebecca beranjak dari kursi. Perempuan berkewarganegaraan Amerika itu masuk kembali ke dalam kamar.

Geeta hanya duduk disofa, ia menatap punggung Rebecca yang mulai masuk kedalam kamar.

" Aku janji Ca, 3 bulan kedepan rumah itu sudah jadi milik kamu. Dan aku janji setelah masalah ini selesai aku janji akan menebus semua waktu aku yang terbuang sama kamu" monolog Geeta.

Beberapa minggu kemudian

Dikampus siang ini Geeta sedang duduk menikmati sedikit waktunya sambil membaca buku disudut taman kampus. Tidak ada Rebecca ataupun siapapun disebelahnya sekarang, ia benar-benar seorang diri menikmati waktu yang ia miliki.

Namun ketenangan itu tidak bertahan lama saaat seseorang laki-laki paruh baya berdiri didepannya dan menyodorkan sebuah map berwarna coklat.

Geeta mengadahkan kepala.

" Sudah saatnya"

" Duduk" pinta Geeta

Laki-laki itu duduk. Geeta membuka map itu dan membaca dengan teliti surat jual beli rumah yang nominalnya bukan main besarnya.

" Saya pastikan tidak ada yang salah dalam surat itu"

" Saya tidak pernah percaya pada siapapun"

" Orian berhasil mendidik anda jadi pembisnis muda"

" Saya tidak perlu pujian"

Setelah beberapa saat Geeta selesai membaca surat itu dan semua sudah benar.

" Bagaimana?" tanya laki-laki itu

" Sebentar lagi notaris saya akan datang"

" Baiklah"

GEETA & REBECCAWhere stories live. Discover now