12 - What Should I Do?

802 89 12
                                    

"Widih, kata Yunanda Lo masuk tim inti Futsal, ya?"

"Hmm".

"Sekolah kita jadi tuan rumah tuh, Lang. Asik juga cuci mata... bosen liat muka Kelvin mulu, mana dia kayak belut listrik...."

"Hmm".

"Katanya anak kelas 10nya cuman Lo doang? Widih, keren deh keren Adek gue yang sok cool ini...."

"Hmm...."

"Lo ikut seleksi Basket sama Voli juga, kan? Hobi banget olahraga...."

"Hmm".

"Monyet ah, gak asik banget ngobrol sama Lo!"

"Hmm...."

Afhan kesal, ia yang sejak tadi excited dengan pencapaian Gilang di tahun pertamanya menjadi anak SMA, kini malah dikecewakan dengan respon adiknya yang terlalu singkat itu. Padahal, yang Afhan inginkan adalah jawaban super panjang dari Gilang dan percakapan dua arah.

"Besok gue mau main ke rumahnya Rai... mau bantuin Rai metik bunga, abis itu ikut jualan ke kuburan—"

"Gue juga mau ikut...."

Afhan langsung menjitak kepala Gilang, "giliran soal Rai aja Lo jawab panjang!"

"Sakit, anjir! Suka-suka gue, lah! Sewot mulu Lo!"

Akhirnya mereka sampai di halaman rumah, Afhan yang terlanjur ngambek itu memilih untuk melengos pergi ke dalam rumah tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Gilang. Ah, sayangnya eksistensi seseorang yang sedang mengobrol dengan Mamanya membuat Afhan mengurungkan niat untuk pergi cepat-cepat.

"Tante Naya... udah lama banget gak main ke sini... kangen, deh...." Dengan tidak tahu malunya, Afhan langsung cipika-cipiki dengan wanita itu.

"Tuh, Afhan, kamu mau gak jadi guru bimbelnya Lea... kata Mamanya, Lea pengen masuk ke SMA kamu...." Ucapan Mamanya Afhan ini membuat Afhan berpikir sejenak.

"Emm... lihat nanti, deh, soalnya Afhan juga masih sibuk organisasi, bimbel, try out... takut gak bisa maksimal ngajarin Lea...."

Ditengah obrolan mereka bertiga, Gilang melintas dan spontan berhenti saat dipanggil oleh Mamanya untuk bergabung.

"Lang, kesini dulu...."

Meskipun agak kaku, tapi Gilang memaksakan diri untuk tersenyum dan salim pada perempuan yang dipanggil 'tante Naya' oleh Afhan.

"Lang, kalau kamu gak sibuk kayak Afhan, tolong bantuin Lea buat belajar, ya... Lea pengen masuk ke SMA kalian...."

Gilang menoleh ke arah Mamanya, "bukannya Lea masih kelas 8? Buru-buru banget...."

"Iya, test masuk di sekolah kalian susah banget, kan? Tante maunya Lea mulai nyicil belajar dari sekarang. Sekalian tolong nasehati dia, anaknya agak bandel... kalau sama kamu pasti nurut, Lang".

Huh, bocah SMP bernama Lea itu memang sudah sejak lama naksir Gilang. Tapi Gilang tidak pernah menanggapinya dengan serius.

Gilang kesulitan untuk menolak, kakaknya pun sudah pergi duluan ke kamar, membuat Gilang berada dalam situasi menjebak ini.
"Lihat nanti, ya, Tante...."

"Eh, Nay, semalam Afhan bilang... katanya Gilang udah punya pacar. Bilangin tuh ke Lea... pupus harapan dia buat deketin Kak Gilang...."

Ucapan Mamanya Gilang ini menimbulkan kekehan dari Naya, Gilang jadi segan untuk beranjak pergi.

"Oh, ya? Pacarnya Gilang perempuan, kan? Enggak kayak Afhan?"

Gilang hanya tersenyum canggung, lagipula ia dan Rai belum berpacaran, jadinya ia belum bisa mengatakan apa-apa.

AFTER LIKE | BxB |Where stories live. Discover now