43. Berita buruk

7.2K 320 60
                                    

Siswa-siswi dekat parkiran menatap satu objek sama, lelaki yang telah lema tidak masuk sekolah semenjak berita kehilangan Adiknya. Berita kehilangan gadis itu sudah bukan rahasia umum lagi bahkan dinding sekolah pun mungkin sudah bosan mendengar desas-desus murid menceritakan kejanggalan kasus hilangnya Kaya.

Pasalnya semenjak berita kehilangan Kaya, Arga yang berstatus pacar gadis itu juga menghilang. Cerita menyimpang mulai seleweran dari mulut ke mulut.

Ada yang bilang, Kaya menghilangkan karena nikah lari dengan Arga, bahkan yang terparah berita tentang Kaya sengaja disembunyikan karena hamil pada usia muda sedangkan Arga menghilang untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Lio tidak peduli dengan tatapan tanpa berkedip orang-orang, ia berjalan malas menuju kelas, pakainya jauh dari kata rapi, bahkan wajah lelaki ini sangat kusut seperti tidak mandi.

“Lio, masuk juga lo. Gue planga-plongok terus di sekolah kalau gak ada kalian, mana nggak ada bocah yang mau gue ajak minggat kantin.” Gali merangkul bahu Lio girang sekaligus rindu dengan tingkah konyol mereka yang selalu lari dari jam pelajaran

“Lo tahukan apa yang dilakuin bajingan itu, gue rasa ini bukan waktu yang tepat lo ngomong gini.” Rangkulan di bahunya ia tepis hingga terlepas, memandang sekilas dengan kelopak mata hitam berkantung.

Mengangguk, tetap bertahan melangkah di samping Lio meski lelaki itu terkesan acuh. Tidak bisa mengelak, kesedihan tercetak jelas pada wajah Gali, ia sudah menebak, setelah kejadian ini pertemanan mereka tidak akan sama seperti semula lagi.

Gali benar-benar merasa kecewa ketika pertemanan mereka sudah hancur dan tidak bisa diselamatkan. Sekarang lengkap sudah, tidak ada lagi serpihan yang utuh. Keluarga hancur, hubungan bersama kekasih pun sudah diambang menuju jurang kerusakan.

Pandangan lurus Lio terganggu oleh sepasang Adik tingkat yang berpapasan melewatinya di koridor. Lio melirik sekilas dari sudut mata sebelum kembali menatap kosong ke depan.

“Itu Lio udah sekolah, jangan-jangan Kaya udah dibalikin sama Arga.” Bisik salah satu Adik tingkat berjenis kelamin lelaki yang berpapasan dengan Lio tadi.

Teman di sebelahnya berhenti melangkah, memukul pelan belakang kepala lelaki itu. “Balikin! Balikin! Lo kira apaan, temen gue bukan barang ya. Lagian kalau Kaya udah pulang, Kak Arga udah pasti sekolah, Kaya juga pasti sekolah.”

Ozan mengangguk, mendongak, berpikir sejenak sebelum kembali mengajukan pertanyaan, takut kena amuk teman bar-barnya. “Jangan-jangan Kaya udah dinikahin sama Arga.”

“Bisa jadi sih. Tapi, kalau nggak salah Arga hamili Adik tirinya, dari berita yang nggak sengaja gue denger waktu di rumah sakit, Bokapnya kak Arga bakalan nikahin mereka. Gue sempet berpikir itu alasan Arga nekat culik Kaya tahu.”

“Parah! Lo nguping, Syal.”

Syala melotot, menangkis telunjuk yang menunjuk tepat depan wajahnya. “Sembarangan, gue nggak sengaja denger ya. Ngomong-ngomong aneh deh, kok cewek itu mau dihamili Kak Arga, laki-laki kasar gak beradab.”

“Yah Arga ganteng dan paling penting tajir sampe keturunan selusin,” balas Ozan tidak mau kalah.

Seperti biasa mereka akan berdebat lagi. Namun, baru mangap bibir Syala kembali terkatup, dihentikan oleh bunyi nyaring bel jam pertama.

Mereka berdua ngacir berlari menuju kelas, takut terdahuli masuk oleh guru Bahasa Indonesia yang selalu memberi minus jika tidak siap saat ia masuk.

Seorang gadis keluar dari balik tangga menuju lantai atas. Ia sudah bisa menebak kehilangan gadis itu pasti berkaitan dengan Arga tapi, satu hal yang ia tidak tahu, kehamilan Adik tiri Arga.

KAYANTA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang