****

Bel istirahat berbunyi, tapi kedua gadis itu bukannya berjalan menuju kantin, melainkan ke arah toilet.

Braaak

"Lo kenapa sih Ulat Bulu, gatel banget deketin cowok orang!" sarkas Alice langsung saat ia berhasil masuk kedalam toilet setelah Tania masuk, tidak lupa ada Maudy juga di sana.

"A-aku nggak deketin cowok orang kok," belanya dengan wajah menunduk takut.

"Nggak deketin cowok orang lo bilang? Tadi lo boncengan sama cowok gue anjir!" Marah Alice.

"Ka-kalau dia cowok kamu, nggak mungkin Ethan lebih milih berangkat bareng aku," cicit Tania.

"DIA TADI PAGI SEBENERNYA JEMPUT GUE! TAP--"

"Tapi dia tetep milih aku kan," sela Tania yang membuat wajah Alice semakin memerah menahan marah.

"Pasti lo pakek cara murahankan biar si Ethan kasihan sama lo!" tuding Maudy.

"Nggak usah sok tersakiti deh lo, gue tahu muka munafik lo!" sahut Alice yang geram melihat Tania yang hanya nunduk.

Tania mengangkat wajahnya dan menatap mata Alice. "Tapi nyatanya Ethan lebih suka sama cewek munafik ini kan," balasnya.

"Sialan lo! Ethan nggak pernah suka sama lo dan gue pastiin nggak bakal pernah," geram Alice lalu keluar dari toilet tersebut begitu saja dengan emosi yang masih mengebu-ngebu.

Ia sangat marah, ingin rasanya menghantam kepala Tania ke dinding agar gadis itu sadar diri. Tapi ia malas melakukannya karena ia baru saja perawatan kuku, ia tidak mau kukunya lecet gara-gara Tania.

"Udah? Kok gitu doang sih," protes Maudy yang kurang puas.

"Nggak mau lama-lama deket sama Ulat Bulu, nanti gue ikut kegatelan," balas Alice lalu pergi dari sana yang langsung di susul oleh Maudy.

****

Ting!

Suara notifikasi dari ponsel Zaky membuat ketiga laki-laki itu serempak menolehkan pandangannya ke arah ponselnya itu.

Zaky mengambil ponselnya dan melihat notifikasi tersebut.

"Dari siapa Zak?" tanya Dirga penasaran, sedangkan Ethan kembali tak acuh.

"Lo liat deh," titah Zaky sambil memperlihatkan room chatnya dengan seseorang kepada Dirga dan Ethan.

"Pasti ulah Alice sama Maudy lagi," decak Zaky lalu meletakkan kembali ponselnya. "Kasihan Tania."

Ethan dan Dirga terdiam, mereka berdua sibuk dengan pikirannya masing-masing.

****

Setelah dari toilet, kedua gadis itu langsung berniat menghampiri kelas Ethan.

"Nggak mau ih, lo sendiri aja yang ke kelas Ethan. Gue mau ke kantin, tadi istirahat kita nggak makan," rengek Maudy sepanjang perjalanan.

"Udah lo diem, gue sekarang harus ketemu Ethan!" tekan Alice.

"Tapi kan lo yang mau ketemu, kenapa harus bawa gue," melas Maudy, perutnya sudah lapar sedari tadi, di tambah ada seseorang yang sangat di jauhi Maudy di kelas Ethan.

"Bilang aja lo males ketemu Dirga," sahut Alice yang terus menarik tangan Maudy.

Maudy tersenyum kecut saat mendengar nama laki-laki yang sudah ia jauhi selama ini.

Akhirnya Maudy pasrah dan mengikuti kemana pun Alice membawanya.

Sesampainya di depan kelas Ethan, Alice langsung masuk dan mencari keberadaan laki-laki itu.

Untung saja jam kosong jadi Alice nyaman menyelonong begitu saja tanpa perlu izin, sedangkan Maudy berhenti di luar kelas sambil memandangi isi kelas tersebut dari luar.

"Beda banget ya ama kelas gue," gumam Maudy pelan. Semua siswa di kelas tersebut sibuk belajar sendiri-sendiri meski jam kosong, di tambah suasana yang sunyi dan kelas yang bersih membuat Maudy berdecak kagum.

Kembali lagi pada Alice yang sekarang bersedekap dada di depan Ethan.

"Mana janji lo Eth?" tagih Alice.

Ethan seakan tuli dan malah terus fokus pada buku di depannya tanpa menoleh sedikitpun pada Alice.

"Ethan, gue bicara sama lo!" desis Alice tidak suka saat Ethan yang mengabaikannya.

"Eth---"

"Mending lo keluar Al, lo ganggu mereka belajar," titah Zaky pelan, tapi terdengar seperti usiran secara halus.

Alice menatap Zaky sinis. "Bodo amat, gue cuman perlu ke Ethan," balasnya acuh.

"Ethan, lo denger nggak sih. Gue mau ngo--"

"Ikut gue," sela Ethan lalu menarik tangan Alice dan membawanya keluar.

"Eh Alice mau dibawa kemana?" tanya Maudy kaget saat melihat Alice yang ditarik oleh Ethan.

Bukannya meminta tolong kepada Maudy, Alice malah mengedipkan sebelah matanya seakan memberi isyarat pada sahabatnya itu agar membiarkannya pergi bersama Ethan.

Maudy langsung mencak-mencak sendiri. "Tuh kan gue akhir-akhirnya di buang juga," kesalnya.

"Ikut!"

"E-eh," kaget Maudy saat tangannya tiba-tiba ada yang menarik.

"Di-dirga?" beo Maudy tidak percaya saat melihat orang yang tengah menariknya.

"Lo tadi nggak ada di kantin kan. Udah tahu punya mag," ucap Dirga pelan, tapi masih dapat di dengar oleh Maudy.

Gadis itu pun menundukkan kepalanya, entah karena malu atau bagaimana, tapi pipinya sekarang terasa panas.

Maudy dan Dirga dulunya sepasang kekasih saat masih kelas 1 SMA, tapi mereka harus putus saat Maudy tahu jika Dirga sahabat dari Ethan dan lebih membela Tania dari pada Alice.

Sahabat mana yang terima jika sahabatnya di benci oleh pacarnya, jadi semenjak saat itu hubungan mereka kandas. Namun masih terlihat jelas jika keduanya masih menyimpan rasa sampai sekarang.

Maudy dan Dirga kini sudah sampai di kantin, dan Dirga pun langsung memesankan makanan untuknya.

Dirga sudah hafal betul menu makanan Maudy, jadi ia tidak perlu bertanya lagi.

"Lo nggak makan juga?" tanya Maudy tanpa ekspresi berbanding terbalik dengan jantungnya saat ini.

"Udah tadi," balas Dirga singkat lalu memberikan makanan yang sudah ia pesan tadi ke hadapan Maudy.

Maudy pun mulai memakannya dengan suasana yang agak canggung, karena Dirga terus memperhatikannya.

"Lo dan Alice bully Tania lagi?" pertanyaan itu muncul dari mulut Dirga.

Maudy menghentikan suapannya lalu menatap wajah Dirga. "Iya," jawab Maudy singkat.

"Lo nggak kasihan apa? Lo seharusnya berubah, dia juga manusia yang punya perasaan kayak kita. Dari dulu gue juga udah nyuruh lo buat jauhin Alice, dia ngak baik buat jadi sahabat lo," jelas Dirga.

Braaak

Maudy langsung menggebrak meja tersebut dengan begitu keras, di tambah keadaan kantin yang sepi.

"Gue juga udah bilang ke lo dari dulu, kalau gue bakal terus sahabatan sama Alice. Lebih baik punya temen kayak Alice dari pada punya temen baik tapi munafik kayak Tania!," marah Maudy. Ini lah kenapa ia putus dengan Dirga. "Dan asalkan lo tahu, yang seharusnya berubah di sini itu Tania. Lo bakal nyesel kalau tahu sifat asli cewek itu nanti," lanjut Maudy lalu pergi dari sana.

Mood makannya langsung hilang setelah perdebatan tadi, sungguh kenapa harus Dirga yang membela Tania, seandainya laki-laki itu bukan sahabat Ethan, mungkin hubungan mereka sekarang masih baik-baik saja.





TBC

Scene Alice nunggu part selanjutnya ya. Hayo pada penasaran nggak nih Alice bakal di apain sama Ethan pas tahu Alice ngebully Tania lagi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 19, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AliceWhere stories live. Discover now