Prolog

488 31 1
                                    

"Sung, Jisung"

"Jisung, bangun Jisung"

Dengan perlahan Jisung pun membuka mata dan mulai melihat wajah ayahnya yang tepat berada di depan nya.

"Kenapa ayah?"
Jisung bertanya sambil meregangkan badannya.

"Kau hari ini ada interview lowongan kerja kan?"
Taka lama kemudian, mata Jisung pun langsung terbuka lebar dan dia langsung menatap jam dinding nya.

"Jam 8........................................................ AYAH KENAPA TIDAK MEMBANGUNKAN KU LEBIH PAGI!!!"
Jisung pun langsung terbangun dari tempat tidurnya dan langsung bersiap².





















Yup, inilah kehidupan seorang Han Jisung. Bisa dibilang, hari-hari nya sangat lah datar.

Sebagai seorang mahasiswa yang sudah lulus dari universitas sejak lama, Jisung masih belum mendapatkan perkerjaan. Dan sudah hampir 2 tahun Jisung menjadi seorang pengangguran.

Bisa dibilang "pekerjaan" Jisung sekarang ini hanyalah membantu ayah nya mengantarkan roti dan kue dari toko ayahnya ke rumah² para pembeli. Selain itu, tidak ada, dia hanya seorang manusia yang hanya beraktifitas di rumah.

Apapun yang Jisung lakukan, selalu tidak mendapatkan hasil yang maksimal. Bahkan disaat hari penting seperti ini saja dia masih bangun terlambat.

Mari kita harapkan yang terbaik bagi seorang Jisung yang sedang kesusahan menghadapi kehidupannya.

























"Haish, aku telat 30 menit"
Nafas Jisung masih belum stabil karena ia berlari dari halte bus ke kantor ini.

Sebelum memasuki ruangan kantor tersebut, tentu ia bercermin terlebih dahulu agar tetap menjaga kerapian penampilan nya. Dan ia pun berjalan memasuki ruangan interview nya

"Ok, kau siap Jisung, jawab lah sejujurnya dan kau pasti akan diterima"

Dan Jisung pun langsung menapaki kakinya kedalam ruangan interview tersebut.































"AHHHHHHHHHH, HYUNJIIIIIIIINNN"
Malam pun telah tiba dan inilah saatnya dimana Jisung mencurahkan seluruh isi hatinya kepada sahabat nya.

Dan sepertinya hari ini bukanlah hari yang baik bagi Jisung jika dilihat dari cara berbicaranya.

"Hei hei, ada apa kau malam² menelfon dan berteriak². Sudah biasa sih sebenernya, tapi ada apa kau ?"

"SAAT INTERVIEW TADI AKU ADA SALAH JAWAB"
Ucap Jisung dengan berpura² menangis.

"Bagaimana bisa? Kau tidak menyiapkan jawaban kah?"

"Ada, tapi tadi juga aku sangat tegang"

"Hmmmmm, yah sudah, terima nasib saja nanti Sung"

"Ok kau tidak membantu sama sekali Hyunjin"
Jisung mengatakannya dengan nada yang datar dan kesal.

"Lagipula apa yang harus ku lakukan?"

"Setidaknya bantu aku agar tidak se menyesal ini, kau malah membuat ku tambah menyesal sekarang-"

Saat Jisung berbincang dengan Hyunjin, tiba² saja pintu kamar Jisung terbuka dan muncullah kepala seseorang dari balik pintu tersebut.

"Kak, ayah sudah selesai masak, ayo kita makan bersama"
Ajak adik Jisung, Hyeongjun atau yang biasa lebih sering dipanggil Junhan.

"Sebentar Jun, aku masih menelfon Hyunjin, aku nanti akan menyusul"
Setelah itu Junhan pun lansung meninggalkan kamar Jisung.

"Ada apa?"
Hyunjin bertanya setelah perbincangan mereka tertahan sebentar.

"Jin, aku sudah dipanggil makan, kita lanjutkan besok saja"

"Besok aku datang kerumah mu yah, siapa tau aku akan mendapatkan roti gratis"

"Cuih, enak sekali kau, yah sudah, aku ingin makan, lelah berbicara dengan manusia seperti mu"

"Baiklah, matikan saja sana"
Sehabis itu pun Jisung langsung mematikan Handphone nya dan bergegas turun untuk makan malam.

































Saat Jisung sampai di meja makan, ia pun langsung disambut oleh keluarga nya. Dan sepertinya malam ini ada seseorang yang bergabung untuk makan malam.

"Oh Felix ikut makan malam disini?"
Jisung bertanya sembari menarik bangku untuk dirinya duduk.

"Iya, kasian Felix, sudah malam juga kan, jadi sekalian aja ayah ajak dia bergabung dengan kita"
Jawab Younghyun, ayah Jisung dan Junhan.

Felix adalah karyawan satu² nya yang dimiliki oleh Younghyun di bakery shop nya itu. Walaupun Felix hanya datang untuk bekerja dan membantu Younghyun membuat roti, tapi Younghyun telah menganggap Felix bagaikan anaknya sendiri. Karena Felix telah bekerja bersamanya sejak Felix berumur 15 tahun.

Hubungan antara Felix dengan Jisung pun cukup baik, mereka berdua bisa terbilang sangat dekat. Bahkan saat Jisung tidak beraktivitas, dia sering datang untuk ke dapur ayahnya untuk berbincang² dengan Felix.

"Wah ini ayah yang masak semua?"
Bagaimana Jisung tidak terkejut, ada 6 lauk yang terlihat saat menggugah selera di depannya.

"Iya, ambil saja, habiskan sama², jangan disisakan yah"
Ucap Younghyun dengan tertawa kecil.

Apa guna nya makan malam bersama tanpa adanya perbincangan bukan? Tentu jika makan malam bersama harus ada sebuah topik yang dibahas.

"Sung, kau tidak berniat untuk mencari suami?"
Secara terang² an Younghyun bertanya pada Jisung didepan Felix dan Junhan.

Mereka bertiga cukup terkejut dan bahkan Felix sampai tersedak mendengarnya setelah mendengar pertanyaan Younghyun.

"Kalian kenapa?"

"Ayah, jangan bahas ini sekarang"
Jisung pasti malu mendengar pertanyaan ayah nya barusan.

"Ada apa? Kalian tidak apa kan kita membahas ini?"
Younghyun bertanya pada Felix dan Junhan dan mereka hanya mengangguk² saja untuk mengiyakan Younghyun.

"Ayah hanya khawatir saja melihat keseharian mu. Jika kau mencari pasangan, bisa saja kau akan lebih sibuk dan mungkin akan ada kesibukan"
Younghyun pun melanjutkan memasukkan makanan kedalam mulutnya.

"Tapi kenapa kau tadi menyuruh ku mencari suami yah?"
Jisung pun menunggu respon dari ayahnya.

"Kau adalah seorang sub Jisung"
Semakin terkejut lah mereka bertiga sekarang. Bahkan bukan hanya Felix, tapi Junhan juga ikut tersedak mendengarnya.

"AYAH, kau jangan seperti itu, ada orang lain juga bukan hanya aku disini"
Jisung mencoba menutupi wajah nya yang cukup memerah.

"Tapi cepatlah Sung, tambah lah kesibukan dalam kehidupan mu jika kau memang tidak dapat mendapatkan kerja sampai sekarang"

Bagaimana ini, Jisung tentu tidak akan mencari jodohnya sekarang, dia belum mempunyai waktunya.

Tapi bagaimana jika ini permintaan terakhir ayahnya? Itulah yang ada di pikiran Jisung sekarang. Jadi dia hanya menangguk pada ayahnya dan ia tidak melawannya sama sekali.



"Ha................................... Apa yang harus aku lakukan?"
















-Date For Debt-

Date For Debt (Minsung)Where stories live. Discover now