29. Kejutan

370 90 56
                                    

"Hei, apa yang kau lakukan? Kau merubah takdir!"

Raka mengusap keringat yang ada di dahinya dengan tangan, setelah berjalan menaiki bukit akhirnya dia sampai juga di puncaknya.

Sebenarnya Raka bisa berteleportasi karna Tiger sudah mengajarinya, namun tetap saja dia ragu menggunakan kelebihannya itu. Takut-takut dia malah nyasar kan gawat.

"Gue harap ini semua cuma mimpi."

Sejuknya angin menerpa wajah paripurna milik Raka, dia memejamkan matanya sambil menghela nafas.

Harus terbiasa di lingkungan ini membuat Raka susah, dunia ini terlalu fantasy dan diluar nalar untuk dia yang real life.

Peraturan Kerajaan semakin ketat, membuat Raka terasa terpenjara. Untuk keluar dari lingkungan Kerajaan satu meter saja harus di kawal oleh prajurit, jujur saja Raka sangat risih dan tidak bebas.

Tapi beruntungnya Raka sekarang, berkat alibi sepupunya yaitu Olive, dia bisa berada di bukit ini tanpa pengawal satupun.

Alasan dia pergi ke bukit ini, adalah untuk menenangkan diri. "Sebenarnya Alie kemana sih?" Monolog Raka.

"Dia penjaga hutan Lingga kalau lo lupa," sahut seseorang yang tak lain adalah Tiger.

Tiger mendudukan bokongnya diatas tanah yang berumput tipis, tepatnya di samping Raka yang menyandarkan punggungnya ke salah satu pohon yang ada di bukit itu.

Raka hanya melirik Tiger sekilas tanpa berniat membuka mulut untuk berucap kembali.

"Gue jahat gak? Kalau gamau dunia ini ada di dalam kehidupan gue." celetuk Raka.

Tiger tertawa ringan. "Pikir aja sendiri."

Raka memutar bola matanya malas, lagi-lagi Tiger selalu membalas dengan kalimat itu.

"Gimana kalau dunia ini cuma hayalan gue?" tanya Raka.

"Bisa jadi," kekeh Tiger sambil tertawa.

***

Andra merutuki kakinya sendiri dengan kesal, walaupun kata hatinya mengatakan bahwa tidak ada gunanya menunggu seseorang yang tidak pasti kepulangannya, namun kakinya malah bergerak kearah gerbang yang menurutnya keramat itu.

"Harusnya gue gak nginep di daerah ini." ucap Andra.

"Andra!"

Tanpa membalikkan badan pun, Andra sudah mengetahui dari suara orang yang memanggilnya.

"Apaan?"

"Lo kalau mau nunggu Raka ngajak-ngajak dong!"

Andra menyenderkan badanya di gerbang hutan Lingga, lalu bersidekap. "Gue gak lagi nunggu Raka tuh, cuma lagi kepengen kesini aja."

Dhafin mendelik. "Dasar Raf tsundere Andra!"

"Ini udah tiga hari, tapi Raka belum balik juga." kata Andra.

Dhafin ikutan menyenderkan badannya di gerbang hutan Lingga. "Dia gak mungkin ninggalin kewajibannya, kalau Raka kesini siapa yang jadi Raja selanjutnya?"

"Ya orang yang ada di sana lah!" balas Andra.

"Tapi, Raka kan asalnya emang dari sana." keduanya terdiam.

***

Walaupun hari semakin sore, Raka dan Tiger belum juga pulang dari bukit. Entahlah, Raka terlalu malas mendengar ocehan para prajurit.

Łingga [END]Where stories live. Discover now