14. Pecahnya Pertemanan

398 134 50
                                    

"Jangan berharap lebih."

Raka dan Tiger berjalan menghampiri Dhafin yang berada dipendagang buah.

"Ini berapaan mang satu kilonya?" tanya Dhafin menanyakan harga buah anggur.

"Mang, mang, ini bukan dunia tempat kita tinggal dulu!" bisik Raka lalu menyeret Dhafin.

"Lah? Apa gue salah bahasa ya? Gak dijawab sama pendagangnya." heran Dhafin.

"Pake bahasa Arab dong!" celetuk Tiger.

"Emang iya?" heran Raka.

Tiger menunjukkan wajah julidnya sambil menggeleng. "Enggaklah! Pendagang itu gak jawab karna ada beberapa kata yang gak dia ngerti."

Brukk

"Astagfirullah! Maaf saya gak sengaja mbak!." Dhafin hendak membantu membawa barang yang jatuh dari keranjang perempuan yang tidak sengaja dia tabrak.

Namun, perempuan itu malah menepis kasar tangan Dhafin, lalu dengan cepat dia membawa barangnya yang jatuh sambil berjongkok.

Perempuan itu berdiri. "Gak usah!" datarnya dengan judes.

Raka, Tiger dan Dhafin terkejut sekaligus senang melihat siapa yang mereka lihat sekarang.

"Arisha?! Alhamdulilah, akhirnya ketemu juga." ucap Raka dengan senang.

Akan tetapi respon Arisha diluar dugaan mereka bertiga.

Arisha malah berbalik lalu berjalan begitu saja tanpa mengucapkan kata sedikitpun.

"Dia bukan Arisha." gumam Raka.

"Tapi dia Arisha Raka! Wajahnya sama, tingginya sama, suaranya sama!" ujar Dhafin.

"Jiwa Arisha disana, tapi sifat pemilik tubuh itu lebih mendominasi sehingga kemungkinan terbesarnya Arisha tidak akan mengenal kita bahkan yang lainnya." jelas Raka.

Tiger yang mendengar penjelasan dari Raka mendecak bangga, sepertinya kemampuan Raka mulai muncul karna dia berada didunia tempat dirinya berasal.

Dhafin menoleh kearah Raka hendak protes, tapi melihat Tiger menggeleng kepadanya lalu berbisik sesuatu. Dhafin pun memilih diam.

"Temen kita yang lainnya juga disini?" tanya Dhafin.

Tiger dan Raka mengangguk bersamaan.

"Mereka gak akan kenal kita juga kah?" tanya Dhafin dengan pelan.

"Sebagian masih inget kita, buktinya lo tuh! Bahkan jiwa lo lebih mendominasi daripada pemilik tubuh ini." Tiger berjalan menuju penjual jajanan lalu membeli 3 porsi.

Setelah membayar, Tiger berjalan kembali menyusul Raka dan Dhafin yang sudah lumayan jauh dari jangkauannya. Durhaka memang, Tiger berniat membelikan dua bocah itu jajanan agar tidak bosan malah ditinggal.

Raka dan Dhafin hanya cengengesan sambil menerima jajanan dari Tiger.

Raka menatap satu persatu orang, siapa tau mereka dipertemukan dengan temannya yang lain.

"Itu Arisha gimana? Dibiarin aja gitu?" Dhafin memakan jajanan dengan lahap.

Tiger menggeleng. "Kalian harus berusaha mempersatukan pertemanan kalian lagi, mungkin mudah bagi yang masih inget sama kalian. Tapi kalau yang gak inget, kalian harus bujuk mereka supaya jadi teman kalian lagi."

Raka membuang wadah bekas jajanannya ketempat sampah yang tersedia, namun siapa sangka ada lelaki yang bersamaan membuang sampah juga.

Raka mendongak, lalu membulatkan matanya. "Rafandra, itu kah lo?" tanya Raka dengan wajah komuknya.

Łingga [END]Where stories live. Discover now