Minimalis membuat kesadaran diri saya bertambah, semenjak mengurangi barang-barang disekitar saya dan tidak mengikatkan diri lagi terhadap benda-benda. Saya jadi mempunyai sudut pandang baru yang jelas tentang manusia. Pada dasarnya, semua manusia sama, yang membedakan kita hanya amal baik, nilai yang kita torehkan setiap harinya.
Semenjak itu saya makin menghargai manusia bukan dari kaya atau miskinnya, tinggi atau rendah status sosialnya lagi. Saya tidak lagi iri terhadap orang kaya, punya banyak bakat, cantik atau tampan, karena saya sadar itu semua hanya 'variable' yang membuat dunia berwarna, tidak lebih.
Saya makin santai berhadapan dan bersosialisasi dengan siapa pun, dan dari kalangan apapun, saya tidak pernah merasakan se-percaya diri ini, hanya karena menyingkirkan benda-benda. Saya sekarang berhenti menilai seseorang dari dari apa yang mereka miliki, alhasil membuat saya tidak minder berhadapan dengan siapapun, kita adalah diri kita yang sekarang, karena itu bersikap dan berbuatlah selalu dengan sadar.
Disela-sela waktu yang santai, saya jadi lebih kontemplatif dan reflektif, bahwa semua kita sama dari nol tiap harinya, yang membedakan kita hanya nilai kebaikan yang kita torehkan setiap hari.
YOU ARE READING
MINIMALIS KONTEMPLATIF
Non-FictionHal paling menyenangkan dari hidup minimalis adalah manfaatnya langung terasa. Ruangan jadi rapi, bersih dan lapang. Hidup lebih ringan dan ramping, hingga kita bisa fokus ke hal-hal yang lebih esensial dalam hidup.
