Membandingkan diri

16 1 0
                                    

Cara tercepat membuat galau dan murung adalah dengan membandingkan diri kita dengan orang lain. Saat membandingkan diri dengan orang lain, kita tiba-tiba merasa lebih bodoh, tidak kompeten dan kurang beruntung.

Rumput tetangga selalu kelihatan lebih hijau, padahal kita tidak tahu kondisi sebenarnya apakah rumput itu sintetis atau memang rumput asli yang dipelihara dengan telaten dan kerja keras. Demikian juga di dunia nyata kita tidak pernah tahu proses dibelakang kesuksesan seseorang apakah dengan cara instant, menghalalkan segala cara, atau degan kerja keras. Jadi berhentilah membanding bandingkan diri dengan orang lain karena kita tidak tahu proses dibelakangnya mengapa mereka sukses.

Lihatlah media sosial, semua orang menutupi bagian terkelam dan terjelek dari dirinya. Orang berlomba menunjukkan dirinya exist, kaya, cantik dan ganteng serta mempunyai life style yang membuat iri. Media sosial adalah gambaran rumput tetangga, yang terlihat selalu hijau tapi kita tidak tahu yang sebenarnya.

Membandingkan diri itu memang manusiawi, karena kita punya kehidupan sosial berinteraksi dengan orang lain setiap harinya. Yang salah kala membandingkan diri kita lantas menjadi murung, timbul rasa kurang percaya diri dan merasa kurang beruntung. Yakinlah membandingkan diri itu tidak akan ada habisnya karena diatas langit ada langit. Diatas orang kaya, tampan dan pintar, masih ada yang orang yang  lebih kaya, tampan dan lebih pintar, begitu seterusnya. Bahkan orang terkaya pun mungkin masih membandingkan dirinya dengan anak muda yang punya potensi kekayaannya nanti lebih dari dirinya.

Semenjak menjalani hidup minimalis, saya mulai berhenti membandingkan diri dengan orang lain, karena saya sudah keluar dari kompetisi yang berisi perbandingan akumulasi barang yang tiada hentinya dan sadar bahwa masing-masing orang pasti mendapatkan hasil dari usahanya. Orang yang selalu membandingkan diri itu adalah orang yang gagal dan membuang waktunya alih-alih memperbaiki usahanya agar lebih sukses.

Ketika terbebas dari dorongan membanding-bandingkan diri, kita akan focus kepada diri kita dan mengenal siapa diri kita sesungguhnya.

Ketika kita mulai mengenal diri kita, kita akan semakin memahami bahwa yang tiada bandingannya hanya Allah, Pencipta dan Pemilik seluruh alam.

MINIMALIS KONTEMPLATIFWhere stories live. Discover now