Setelah yakin jaraknya cukup jauh dari hotel tempat diselenggarakannya pesta tadi, Naqiya memesan kopi di salah satu kedai dan duduk di sana. Ia harus menenangkan perasaannya yang berdarah karena perkataan perempuan tadi.

Tak terasa air matanya tumpah begitu saja. Walaupun keluarga besarnya baik-baik saja dan sudah menutup rapat aib itu, satu hal yang Naqiya ketahui. Yang namanya aib, jejaknya tak akan hilang.

Terlebih sudah sampai media sosial. Sampai mati akan selalu diingat.

"Jahat banget..." Gerutunya pelan sebelum menghapus air matanya yang tumpah. "Dikira aku kali yang mau ditidurin orang sebelum nikah! Dikira Gaza yang milih lahir dari ibu kaya aku?" tambahnya lagi.

Beruntung kedai kopi yang Naqiya kunjungi ini cukup sepi. Ia bisa melampiaskan perasaanya di sana sebelum menceritakan semua pada suami tercintanya.

Wanita itu menelungkupkan wajahnya di atas meja dengan alas lengannya sendiri. Ia tak ingin tangisannya dapat terlihat orang lain.

"Sakit banget denger anak aku dihina... Huhu..." Gerutunya di tengah isak tangis. "Gaza bukan anak haram..."

Kepalanya mendongak dan sesuatu yang ia lihat kali ini membuat mata sayu akibat menangis itu melebar lagi. Pajero sport hitam dengan plat nomor persis dengan milik Bara terparkir di seberang kedai kopi yang ia singgahi.

Bara di sekitar sini tapi tidak mengangkat panggilannya?!

"Ya Allah ini lagi!" Gerutu Naqiya lagi sebelum wanita itu menghapus kasar air matanya dan berdiri. Ia harus memastikan secara langsung kalau mobil tersebut benar-benar Jeronya Bara.

Kakinya yang sakit berjalan lumayan jauh dengan heels akhirnya membuat Naqiya memilih untuk melepaskan sepatu tersebut. Bertelanjang kaki menyebrangi jalanan malam ini rasanya tidak seburuk itu.

Saat melihat mobil itu dari dekat, jantungnya berdegup kencang karena dari sekian banyak pemilik pajero sport, mengapa yang ia temui malam ini adalah milik suaminya?!

"Mas Bara...?" Gumam Naqiya saat melihat dari luar jendela sang suami sedang asyik berbicara dengan perempuan di sana.

Oh, sekarang Naqiya mengerti bahwa yang namanya pria akan melek mata saat melihat gadis-gadis seksi di sekitarnya. Kini memergoki Bara asyik dengan perempuan itu semakin meyakinkan Naqiya bahwa perkataan barusan adalah benar.

Buru-buru Naqiya meletakkan sepatu heels nya di atas kap mobil sang suami sebelum ia membuka pintu restoran tersebut. Suami seperti ini kalau dibiarkan maka akan semakin menjadi.

Ditinggal sebentar rahatan saja dia bisa menemukan wanita lain? Padahal mati-matian Naqiya meneleponnya agar segera bisa memenangkan diri hanya dengan melihat pria itu saja.

Tapi apa yang Bara lakukan? Pria itu tak bisa mengangkat telepon karena sibuk dengan perempuan seksi di hadapannya!

"Gaza mana?" Tanya Naqiya dengan ketus. Emosinya semakin terpancing lagi setelah tadi mati-matian dipermainkan oleh Tsania tadi.

Bagaimana mungkin Naqiya telah membela suaminya setengah mati, tapi sang suami di sini malah asyik dengan wanita lain?

"Loh, Sayang?" Bara yang terkejut saat sang istri tiba-tiba berada di hadapannya sontak berdiri. "Kok udah selesai acaranya? Cepet banget?" Tanyanya lagi.

Naqiya memutar bola matanya, jengah. Seperti ini kah laki-laki apabila sudah kepergok selingkuh?

"Gaza mana, Mas Bara?" Tanyanya dengan menekankan setiap perkatannya barusan. "Aku tadi nitip Mas Bara loh."

"Ah," Bara terdiam lebih dulu sebelum ia memandang perempuan di hadapannya tadi. "Tunggu sebentar ya, Mbak."

Hanya itu yang Bara katakan pada perempuan seksi di depannya sebelum ia menarik tangan Naqiya menjauh dari sana. Bara tidak menyeretnya, namun tetap saja pria memaksa Naqiya untuk menjauh dari dalam restoran.

Bayi Dosenku 2Where stories live. Discover now