CERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP!
(21+)
"Mama tuh iri pengen Gaza mirip sama Mama 70% sisanya baru mirip Papa." Celoteh Bara lagi. "Tapi maaf ya, Ma, gennya Papa lebih dominan."
Mendengar ujaran tersebut membuat mata Naqiya m...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Playlist ~ Di mulmed ya
_____________
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Mashaallah bangettt hari Rabu update Dara Ajudan pas mow tea slim promo cuci gudang, hari jumatnya SOLD OUT! Thank you, kita open HARGA PROMO PRE ORDER yaww
__________
Baca tapi ga ngevomment nikmat penglihatannya.....hehe😁
Happy reading! ______________
"Masalahnya tadi pas balik, Abi malah minta dibukain kuncinya dari dalem, padahal Abi 'kan bawa kunci sendiri?!"
"Hah?!" Seru mereka di sana yang nampak terkejut dengan pernyataan Aufar barusan. Kalau kunci tersebut dibawa Abi, mengapa saat kembali Abi harus meminta dibukakan kunci dari dalam?
Sementara Abi membawa kunci sendiri?
Lalu dikemanakan kuncinya itu? Ya ampun, bisa-bisanya Abi melupakan benda penting itu.
Bara menghela napasnya, "Yaudah nggak papa, Bang, besok pagi dicari," Sarannya. "Nanti kalo nggak ketemu juga biar saya yang ganti rugi sama pihak villanya. Mungkin Abi lupa taruh dimana atau ketinggalan dimana gitu."
Tutur Bara membuat istrinya menarik handuk piyama yang ia kenakan agar kembali rapat di dadanya sembari melirik ke atas, arah Bara. Suaminya ini memang sosok yang begitu pengertian, bahkan untuk mertua yang dulu pernah menyakitinya sekalipun.
Ia tak mengerti sebetulnya terbuat dari apa hati suaminya ini.
"Bara nggak pernah berubah ya," Celetuk Zahra pada adik iparnya tersebut. "Tapi kayaknya belakangan ini Abi emang agak sering lupa, kaya makanan aja udah dikasih sambel, Abi lupa udah apa belum jadinya dikasih lagi."
Naqiya menggeleng, menolak ucapan Zahra, menurutnya Abi memang belum memasukkan sambal ke makanan itu. "Nggak ah, Kak, baru ini aja Abi lupa. Malah yang suka lupa itu Umi. Abi aman-aman aja kok."
Kekehan Zahra dengan gidikan bahunya terlihat, "Itu menurutku, Nay. Soalnya kemaren Abi kepedesan, tumben banget padahal Abi 'kan nggak pernah mubadzir sama makanan, apalagi nggak dimakan gara-gara pedes."
