21

69 27 153
                                    

Aku menulis namamu, mengabadikanmu menjadi tokoh di bukuku.

Pov: Atta ilal al rezi.

Di siang harinya Atta, dan teman temannya pun sampai di toko buku terbesar, tujuan mereka adalah membeli beberapa canvas, dan kuas, serta alat gambar. Namun pada saat memasuki ke dalam, Atta melihat rak buku dengan buku buku best seller di hadapannya, matanya mengarah kesalah satu buku yang berjudul Aksara yang memudar, penulisnya ialah Azrea.
Tangan Atta pun mengambil buku itu, ia pelan pelan membaca blurb buku, blurb yang singkat demikian seperti menceritakan kisahnya.

Melihat Atta yang sangat fokus memegang buku itu, salah seorang teman Atta menghampirinya.

"Brader, ngapain kok bengong?" lelaki itu mengambil buku yang Atta pegang.

"Bukunya bagus, buat gw ya, udah lu juga beli pasti krennih isinya," cetusnya membawa buku yang Atta pegang tadi.
Tanpa pikir panjang di karenakan, Atta juga penasaran dengan isinya Atta membeli buku tersebut, sesampainya di kosan Atta mulai membaca isinya bersama teman temannya yang tadi."

"Kalau di pikir pikir gw kyak kenal sama tokohnya," cetus mereka, Atta hanya bisa berhenti membaca ia membulatkan matanya.

"Atta ini elu ya?"

"Ya ga mungkinlah," ujar Atta.

"Tapi namanya kok bisa sama sama lu?"

"Ya mana gw tau, nama Atta ilal al rezi itu banyak coyy."

"Ta, percaya sama gw pendeskripsian mengenai tokoh sama seperti elu," salah satu teman Atta meyakinkan dia.

"Aneh kalian."

"Mending lanjut baca lagi," Atta mengubah posisinya menjadi menelangkup sambil tiduran.

Esok siangnya karena ada urusan mendadak Atta, harus kembali ke Jakarta untuk beberapa hari ini, setelah beberapa hari di Jakarta barulah ia punya waktu mengajak Rea jalan.

"Atta, rumah aku rusak berantakan semuanya."

"Ilal sakit banget ya, padahal baru ke marin kita bahagia."

"Rea, kamu boleh ngelakuin apa pun itu, tetapi kamu jangan jahat," ujar lelaki yang bernama Atta ilal al Rezi.

"Re, udah lama ga ketemu kamu kemana aja?"

"Ilal."

"Nama aku Atta."

"Atta ilal ll rezi, apa bedanya?"

"Ga ada, tapi Re, kamu dulu lebih sering manggil Atta."

"Itu dulu Ilal, sekarang udah beda."

"Tumben banget sendiri, Billa mana?"

"Udah selesai," ujarnya blak blakan.

"Owwh gitu."

"Re, kemaren aku ke Bogor sampainya di salah satu toko buku, aku nemu buku yang dituliskan kamu," Atta tersenyum.

"Oh ya."

"Bagus, judulnya juga aku suka Re."

"Aksara yang memudar," lanjutnya.

"Ia, kamu udah tau ya."

"Udah kan ada nama penulisnya, aku juga beli buku kamu, best seller kamu kren Re."

"Makasih Ilal."

"Atta Re, aku Atta."

"Bukunya isinya tentang aku ya Re?"

"Iyap, sesuai dengan judulnya sama halnya seperti masala lalu Lal."

"Rea, aku minta maaf ya kalau aku nyakitin kamu."

"Udah ga usah di fikirkan lagi, lagian aku sudah berhasil ngelupain kamu kan aku sudah janji, kalau aku berhasil lupain kamu aku akan membuat novel tentan kamu."

"Ia aku tau, kamu ga mau ngulang lagi dari awal?"

"Engga, buat ke depannya aku sudah membulatkan perasaanku bahwa akan ada toko baru di dalam cerita aku," selesai, Rea mengucapkan itu ia bangkit tak menghiraukan Atta lagi.

Bentala sastra Rea (TERBIT)Where stories live. Discover now