14

37 12 3
                                    

Pov: Azrea

Kita adalah sebuah pertemuan yang tidak akan pernah bersama.

Setelah Rea nendengarkan nasehat dari Naska beberapa hari yang baru, ia mengambil sebuah buku yang berisi coretan coretan kata kata.

Perlahan tangan Rea mulai membuat coretan coretan kecil untuk ia ubah menjadi aksara yang tak akan pudar.

"Agghh kok aku malah jadi gamon dengan Atta, harusnya aku sudah memasuki prolog," ujar Rea menumbuk meja pelan.

"Ckkk."

"Ohh ia, aku tau judulnya."

"Gimana kalau aku buat judulnya, "Aksara yang memudar" bagustu kisahnya sama Atta ilal Al rezi," gadis itu masih saja memikirkan kata kata yang akan ia tulis di dalam novel selanjutnya.

"Kan penerbit aku minta naskah baru lagi, kenapa ga tentang Atta ilal  aja ya, kan emang itu udahlah kebanyakan ngomongnya," ia berhenti bercakap capak sendiri.

Saat di situasi yang sibuk baginya, seseorang mengetuk pintu lalu masuk ke dalam, ia adalah Merta, Merta menghampiri Rea, ia meletakkan susu hangat di dekat Rea.

"Serius amat."

"Ia, Mer, biar buku aku cepat terbitnya."

"Owwh, kamu lagi buat novel ya?"

"Ia," respon rea terhadap merta hanyalah singkat, ia lebih fokus untuk menulis.
Merta mengambil beberapa kertas coretan yang di buat Rea, ia melihat ada nama Atta ilal al rezi disitu.

"Rea ini siapa?"

"Yang mana?"

"Atta?"

"Tokoh utamanya."

"Sepertinya aku pernah dengar nama ini, dia ada di dunia nyatakan?"

"Ia betul."

"Owh gitu," Merta meletakkan kembali kertas yang ia pegang, ia pun berpamitan kembali ke kelasnya.

Rasa cemburu kini menguasai perasaan Merta, bahkan ia tak tau harus melampiaskan hatinya itu kesiapa, disisi lain ia juga tau bahwa mereka hanyalah seorang teman biasa tanpa ada hubungan.

Untung saja sewaktu di koridor Merta berselisihan dengan Naska.

"Merta darimana?"

"Naska, dari kelas kalian."

"Gimana?"

"Apanya gimana? Orang dia memilih Atta."

"Apa? Ga ... ga, ga bisa diarkan," tanpa
berkata apa pun, Naska pergi meninggalkan Merta, ia mendatangi Rea yang tengah asik.

"Re!"

"Naska, apaansih, kamu ngagetin aku tau."

"Rea, kamu nyadar ga? Kamu itu sudah ngelukain perasaan seseorang."

"Siapa?"

"Coba kamu pikir siapa yang sudah kamu sakiti hatinya?"

"Siapa? Mana ada?"

"Orang yang cinta sama kamu, Re," Naska terlihat geram melihat Rea.

"Mana ada yang suka sama aku, ga usah ngaco kamu ya," Rea tetap saja masih menulis.

"Aghh, Rea! Merta Re, Merta," jawab Naska greget, mendengar itu tangan Rea terhenti seketika.

"Apa, Merta suka aku?"

"Bodo amat."

"Kok kamu emosi."

"Coba kamu pikir, kamu pernah ga menanyakan tentang perasaan Merta?"

"Ga pernah, aku cuma nanya keadaannya doang."

"Sesekali tanyak Re, biar kamu tau."

Bentala sastra Rea (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang