018| Home

248 47 4
                                    

From U

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

From U

•••


"Oh syukurlah, Nona sudah sadar."

Hal yang pertamakali Saehan dapati setelah bingkai matanya terbuka adalah resam Ella yang tergegau, wanita itu buru-buru menunduk dan tatapi wajah Saehan yang pucat. Saehan menungkikan alisnya sebab pening masih tersisa di tempurung kepala, Saehan mengerjap-ngerjap sayu sambil mengingat-ingat apa yang sebelumnya terjadi. Lantas kilat bayangan sebelum kesadaran hilang kembali tandang dan mendobrak ketenanganya.

Pria itu! Yah, Chris! Masih teringat betul pria itu memperkenalkan namanya bersamaan dengan peryataan yang mengejutkan. Saehan berharap pendengarannya bermasalah atau bisa saja pria itu berbohong! Maksudnya, Saehan mana bisa percaya begitu saja. Meski dulu Saehan menginginkan kehadiran seorang saudara untuk menjadi temannya, tetapi bukan ini yang dia inginkan.

Ucapan pria itu tidak masuk akal, Saehan tidak percaya.

Saehan benar-benar terkejut oleh kehadiran Chris hari ini, bisa Saehan rasakan ancaman pria itu secara nyata. Ketakutan masih begitu banyak tertinggal di dalam tubuh, sampai dia keringat dingin dan gelisah.

Saehan mendelik ke sekitar dengan gerak mata yang lincah seperti orang panik, didapatinya pilar-pilar kelambu berdiri di empat sisi ranjang dan semerbak wangi citrus menyeruak, dia cukup bersyukur karena sudah berada di villa. Namun, hal itu tidak sepenuhnya mengusir ketakutan Saehan, kepalanya masih penuh oleh Chris. Saat matanya menatap Ella yang duduk dipinggiran kasur, Saehan bertanya melalui tatapan mata.

Saehan bertanya-tanya, apa yang terjadi padanya setelah pingsan? Bagaimana dengan Chris? Dan bagaimana caranya sampai ke Villa? Semuanya berkelin dan jadi satu, Saehan mengiris pegangi kepala sambil mengambil posisi duduk, namun segera saja Ella menahan dan bicara. "Berbaring saja dulu, aku panggilkan Jimin. Oke?"

Saat melihat gerakkan Ella yang ingin menjauh, buru-buru Saehan menahan tangan Ella, gadis itu menoleh dengan cepat dan mengurungkan niat untuk keluar dari kamar.  "A-apa yang terjadi padaku?"

Ella kembali dalam posisi duduk di pinggiran kasur, gadis itu mengusap punggung tanganya. "Nona, kau pingsan di dalam mobil, kau pucat sekali dan sekarang harus banyak beristirahat. Aku hanya panggilkan Jimin sebentar, dia ada di luar sedang bicara dengan dokter," kata Ella.

Saehan mengeryit dengan lemah. "Dokter untuk apa?"

"Untuk memeriksa keadaanmu," setelah bicara demikian, Ella bergegas keluar.

Saehan merasa  begitu pusing sewaktu Ella pergi untuk memanggil Jimin, dalam kesendirian itu, sekarang ini yang dipikirnya hanya pria yang datang tadi siang mengejutkanya sampai membuat Saehan ketakutan dan pingsan mendadak. Masih teringat jelas bagaimana pria itu menunjukan kebenciannya, mengenai semua kalimat pria itu yang jelas-jelas menyinggung ibunya. Chris datang bagai mimpi buruk, kejadian bertahun-tahun yang lalu di mana Chris memperkosanya ternyata bukan karena alasan yang dangkal, pria itu menyimpan dendam yang pastinya berkaitan dengan keluarganya.

From U [√]Where stories live. Discover now