002| First snow

277 62 18
                                    

[ A story fanfiction ][ Saehan • Jimin ]by veronisa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[ A story fanfiction ]
[ Saehan • Jimin ]
by veronisa

Pagi ini, tenggorokan Saehan sakit. Entah apa yang dimakanya semalam atau ini karena pengaruh cuaca yang akhir-akhir begitu rendah, pastinya dia butuh istirahat lebih. Saehan pikir tidur seharian akan membuatnya lebih baik, niatnya begitu. Namun, huru-hara di pagi buta membuat Saehan dongkol setengah mati, pelayan-pelayan secara bergantian sibuk membangunkannya. Mengedor-gedor pintu, menggoncangkan tubuhnya dan menarik-narik selimut. Awalnya Saehan mengacuhkan mereka, tapi lama-lama muak juga karena terusik. Saehan menggeram marah dengan mata tertutup, dia masih luar biasa mengantuk, ini masih terlalu pagi! Biasanya, Saehan bahkan bangun jam 2 siang atau paling cepat jam 12 siang.

"Nona Kim, tolong bangun," cicitan itu masuk ke perungu Saehan lagi, mungkin ini yang ke sepuluh kali.

Saehan menarik selimutnya untuk tutupi seluruh badan, sementara kakinya menendang-nendang. Mereka-mereka ini memang melampaui batas, merusak jam tidurnya yang berharga. Saehan tidak tahu, ada gerangan apa mereka membangunkan. Paling-paling ini karena suruhan ayahnya. "Aku tidak mau terima printah apa pun. Jadi, pergi saja ya nenek peyot." Saehan buka selimutnya, tangannya mengibas-ngibas di udara sebagai tanda usiran.

Pelayan itu berusaha membujuk, tubuhnya bergerak memutari ranjang demi jumpai wajah Saehan "Maaf, Nona. Ini printah Tuan Kim. Calon suami anda menunggu di--" kalimat itu termutilasi.

"Bilang saja aku malas bangun, pertemuan dibatalkan." Saehan kembali tenggelam di dalam selimut. Jadi karena hal inilah waktu tidurnya terganggu, cuman karena Jimin! Ya ampun hal ini buat Saehan makin malas bangun.

"Nona tidak bisa membatalkan, ini printah Tuan Kim--"

"Arghhhh kalian-kalian ini!" Saehan menggeram marah, kalimat pelayan itu dipotong untuk kedua kali, Saehan duduk seketika sambil semburkan marah untuk pelayan yang mengusiknya sedari tadi. "Aku akan bangun! Jadi tutup mulut jelekmu dan sana pergi!"

Si pelayan membungkuk menuruti dan berlalu, raut wajah marah jelas tergambar, pelayan itu terbirit-birit keluar karena takut. Perasaanya masih dongkol, sejenak Saehan cuma diam selama lima menit sambil sesekali menguap di atas kasur.

Dia melirik jam, nyatanya ini masih sangat pagi, pukul delapan bayangkan!

Dengan malas-malasan akhirnya Saehan turun dari kasur, diraihnya sendal bulu-bulu yang berserak di bawah ranjang. Hal yang pertama kali ditujunya adalah cermin besar di meja rias. Saehan mengambil kuciran rambut lantas mengikat rambutnya asal, sejenak dia pandangi wajah bangun tidurnya. Kulitnya nampak sehat dan kenyal, tentu saja karena Saehan rajin merawatnya. Hidungnya terlihat licin karena puncaknya berminyak, tetapi itulah yang membuat kulitnya nampak bagus. Lembab, kenyal dengan sedikit minyak-minyak di epidermis.

From U [√]Where stories live. Discover now