Prolog

851 79 12
                                    

[ A story fanfiction ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ A story fanfiction ]

[ Saehan • Jimin ]
By Veronisa

Punya banyak uang bukan berarti dia bisa menjamin ketulusan seorang teman. Banyak topengnya, bukan sekali dua kali Saehan bertemu orang sejenis itu. Uang ayahnya tidak akan kering, sebab itu banyak yang mau berteman dengannya. Alih-alih bergaul dengan orang busuk seperti itu, Saehan lebih baik jadi sosiopat.

Dia selalu dapatkan apa pun yang dimau. Tapi, buruknya dia terlalu mengisolasi diri. Saat orang-orang itu pasang wajah ramah dan mengajaknya untuk bergaul bersama mereka. Saehan dengan sombong menolak sampai mereka berakhir mengutuknya.

Saehan tidak butuh teman karena dia punya uang. Saehan selalu anggap dirinya beruntung, dia berjalan tegak angkat kepala karena bangga jadi anak orang kaya. Ayahnya keren dan dia anak tunggal. Dia memang tidak punya ibu, sebab wanita itu meninggal saat melahirkannya. Tapi bagusnya, dia tidak kekurangan apa pun.

Saehan tahu rasa sakit.

Kesakitan terberatnya sejauh ini paling-paling soal kesepian. Sudah banyak waktu yang ayahnya korbankan, Saehan tumbuh diurus pelayan-pelayan rumah. Meski semua dalam pengawasan ayah, Saehan bisa jalani hari sesukanya. Daripada jadi teman, Saehan lebih suka menjadikan orang-orang lemah sebagai kacung suruhan.

Apa yang lebih menarik dari ini? Dia seperti tuan putri, banyak orang segan. Tapi banyak juga yang membenci. Tapi, Saehan tidak pernah tunduk pada siapa pun apalagi takut. Sejak dulu begitu, malah dirinyalah si antagonis. Dia sering merundung orang-orang lemah dan melawan orang yang kuat.

Kepribadian itu terbentuk sampai sekarang. Umurnya sudah menginjak dua puluh tiga tahun. Dia keras dan kokoh.

Minggu lalu, Reika masuk rumah sakit. Perempuan itu teman sekampusnya, Saehan suka menebar konflik di lingkungan pertemanan dan dia tahu Reika amat-amat benci padanya. Mereka bukan temansih, meski sering bertemu di kampus. Malam itu, Reika mengupload sebuah postingan. Reika bilang, Saehan seperti setan tidak pantas hidup bahagia. Reika juga bilang, Saehan itu kasar, penyakit di antara lingkungan pertemanan.

Reika berani bilang begitu karena katanya itu isi hati orang-orang yang sudah disakitinya. Seolah Reika tahu rasa sakit, dengan penuh keberanian dia berani membongkar kelakuan buruknya di media dan jadi sok pehlawan buat orang-orang lemah.

Saehan anak dari pendiri agensi musik terbesar. Tentu saja citra buruk yang disebar luaskan oleh Reika berdampak pada ayahnya. Saham sempat turun, ayahnya berusaha membuat berita pengalihan isu dan itu berhasil menyelematkannya.

Meskipun ayahnya berhasil menangani ini, tapi Saehan juga tak mau tinggal diam. Sialan Reika! Saehan tahu ini berisiko, tapi dia terlanjur marah pada Reika.

Waktu lift kampus rusak, untuk satu hari mereka terpaksa harus naik turun tangga darurat. Sore sewaktu kampus agak sepi, kebetulan dia berpapasan dengan Reika, Reika sempat layangkan tatapan sinis, langsung saja Saehan jambak rambut Reika sekuat tenaga tanpa basa-basi. Mereka bertengkar di sana, Reika menjerit-jerit marah sementara Saehan tidak kalah marahnya. Sampai akhirnya dengan satu serangan ulti, Saehan menendang kaki Reika, tubuh kecil Reika yang jauh lebih pendek darinya sukses berguling-guling sampai bawah tangga yang punya sekitar tiga puluh undakkan. Tidak ada yang menolong Reika saat itu, karena sepi. Saehan tinggalkan saja Reika di sana. Besoknya dia dengar kabar kalau Reika masuk rumah sakit. Baguslah, itu akibatnya kalau buat Saehan marah.

Saehan tidak takut karena punya ayah. Ayah sempat pusing, karena masalah Saehan yang sudah terselesaikan malah makin runyam karena dia mencelakai Reika sampai masuk rumah sakit. Keluarga Reika menuntut, kemarin ayah baru saja bicara baik-baik pada keluarga Reika dan tanggung semua biaya perawatan.

Tapi, ayah tetap marah padanya.

"Terima saja perjodohan ini."

Saehan mendongak menatap ayahnya yang duduk di kursi, pria tegap itu berdiri lalu memalikkan tubuh ke arah jendela. Kedua tangannya dimasukkan ke saku celana, melirik Saehan yang kini sukses tercengang karena kalimat ayahnya barusan.

"Loh, kok?! Kenapa tiba-tiba ke arah sana?!" Saehan yang tadinya sibuk mengolesi kukunya dengan kutek, sukses membuat botol itu tumpah.

"Aku sedang kuliah, bahkan ayah janji mau debutkan aku. Ini tidak--"

"Reika bisa saja menuntutmu Saehan! Ayah sudah melindungimu lagi, tapi kali ini turuti ayah!" Kim Joohan berbalik lagi, berjalan ke arah Saehan yang tergegau karena intonasinya yang tiba-tiba meninggi.

Saehan kemudian pasang wajah datar. "Memangnya siapa dia?" tanyanya pada sang ayah sambil beranjak.

"Sepupunya Reika. Shin Jimin, jika kau menikahinya. Keluarga Reika bersedia memaafkanmu dan bisa melupakan kejadian ini." Kim Joohan bilang begitu lalu meraih tangan Saehan. "Ini satu-satunya cara menyelamatkanmu Sae. Reika sekarat, posisinya jelas-jelas kau yang salah. Terima saja perjodohan ini, maka kau akan selamat."

Saehan menghampas tangan ayahnya, sambil menyembur penuh angkara. "Aku benci Reika! Dan ayah malah menjodohkanku dengan sepupunya! Aku tidak mau!"

Darah Saehan mendidih, ia jelas menantang ini. Menikah sama aja mengubur impiannya. "Ayah aku mau debut, aku tidak mau menikah!"

"Jika kau debut, tamatlah riwayatmu karena kelakuan burukmu Kim Saehan. Sepupu Reika, ayah yakin dia orang baik."

----

[27/06/22/Monday]

Waktu nulis Red Lipstick, entah kenapa aku jadi pengen nulis kisah Saeji sendiri. Dengan kisah berbeda, jalan cerita yang beda, dengan mereka pemeran utamanya.

Semogadeh aku bisa konsisten update.
Kalau buntu ya auto aku tarik lagi dari wp :D

Kim Saehan :

Shin Jimin :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Shin Jimin :

Hong Reika :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hong Reika :

Hong Reika :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
From U [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang