004| I'm not alone

269 53 6
                                    

[ A story fanfiction ][ Saehan • Jimin]By veronisa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[ A story fanfiction ]
[ Saehan • Jimin]
By veronisa

Saehan punya kebiasaan buruk soal bangun tidur, khususnya bangun pagi. Mungkin dalam satu tahun, bisa dihitung jari kapan dia bangun lebih awal —itu pun kalau ada kelas pagi. Meski Saehan pernah dengar orang sukses bangun pukul lima pagi, toh buat apa? Hidupnya sudah sempurna dan Saehan tidak pernah mengincar kesuksesan. Lagipula, ayahnya tidak menuntut Saehan harus jadi apa, dia bebas tanpa batas.  Ayahnya tidak pernah mengotoriter seperti kebanyakan seorang ayah. Jika Saehan berbuat onar, pria itu lekas membereskan ulahnya, jika Saehan marah, pria itu lekas membuatnya lebih baik dan jika Saehan sedang ingin sesuatu pria itu lekas mengabulkan. Ayahnya itu jarang sekali meledakkan angkara di depannya, tapi khusus untuk masalah Reika, ayahnya benar-benar kehabisan kesabaran soal itu.

Meski punya seorang ayah yang begitu luar biasa, terkadang ada suatu waktu Saehan merasa kehidupannya cacat. Ayah sibuk sepanjang waktu sementara ibunya juga sudah melebur jadi abu setelah dikremasi bertahun-tahun lalu. Kasih sayang yang merupakan peran orang tua, Saehan kekurangan itu. Hal itulah yang membuatnya merasa kurang, dia hidup dalam kesendirian. Saking sibuknya, ayah lupa Saehan sendirian di rumah, saking sibuknya, ayah lupa kalau di rumah ada anak tanpa seorang ibu. Saehan dibesarkan oleh tangan-tangan pelayan, yang kasih sayangnya ditukar oleh gaji satu bulan. Kurangnya perhatian orang tua, itu membentuk pribadi Saehan yang tertutup. Selama proses pertumbuhan Saehan tidak punya teman untuk diajak bicara, Saehan banyak membendung dalam hati dan lebih sering lepaskan amarah-amarahnya saja. Mereka tidak akan pernah tahu isi lubuk hati Saehan, yang mereka tahu, Saehan adalah wanita yang jahat.

Dalam dunia ini, ada banyak hal yang Saehan benci. Saehan tahu kehidupan ini kejam buat orang-orang lemah, dia benci sebuah kelemahan. Maka untuk itulah, Saehan cuma memperlihatkan sisi sempurnanya saja agar dia kelihatan kuat di mata dunia. Kesempurnaan yang Saehan ciptakan nyaris menyerupai orisinalitas diri.

Itulah Kim Saehan.

Sekarang sudah pukul 12 siang dan tirai-tirai kamarnya memang sudah selalu tersibak setiap kali bingkai matanya terbuka, Saehan mengusak kelopak matanya yang berat lantas menyandarkan pungkur pada kepala ranjang. Rupanya, sepiring sarapan sudah tersanding di atas nakas beberapa butir vitamin juga turut serta.

Selalu seperti ini setiap hari, dia hidup layaknya tuan putri, ini terkadang terasa monoton baginya. Bangun, menjalani hari, kemudian tidur lagi. Begitu terus sampai dia muak dan bosan.

Namun, paras Jimin dalam tempurung kepalanya di hari kemarin membuatnya menerbitkan senyum jelita seketika. Saehan mengusak rambutnya sambil terkekeh lalu memeluk selimut dengan penuh suka cita.
Datangnya Jimin, ini mengusir kemonotonan. Jimin adalah suatu hal baru. Pria itu membuat jantungnya memacu adrenalin sampai kerja rodi semalaman, Saehan tidak bisa tidur nyenyak, kepalanya kerja keras memproyeksikan Jimin, pria itu hilir-mudik di dalam kepalanya. Cara bicaranya yang sarkas, caranya menggoda, cara Jimin tersenyum, cara Jimin berjalan dan masih banyak cara-cara Jimin yang Saehan gilai. Jimin indah, Jimin adalah kepingan kesempurnaanya yang harus Saehan ambil.

From U [√]Where stories live. Discover now