17. Vakansi

1.8K 236 44
                                    

Ikhlas, sumpah Harsa ikhlas rambutnya dijambak, dijadikan pelampiasan saat kaki Calvin diurut pelan oleh Athala. Padahal dia tadi berikan tangannya untuk digenggam, tapi Calvin pilih yang terdekat.

"AaaAAaakkh!"

"Tahan bentar," ujar Athala masih fokus dengan kerjaannya. Tenang saja, dia berpengalaman.

"Bentar bentar terus dari 15 menit一AKh!"

Selesai, kaki Calvin yang tadinya dipangku Athala letakkan ke sofa. "Harusnya Harsa yang teriak nggak sih?" katanya saat sudah berdiri.

Duduk ngemper di lantai, Harsa tampak memijit kepala setelah pegangan Calvin terlepas. "Hehehe maaf kak," cengir Calvin.

"Simulasi jadi suami siaga nemenin istri lahiran ini mah," Harsa mendumel.

Dari samping rumah, teriakan Jonas tenggelam oleh suara musik. "Kalo udah selesai buruan ke sini!"

Mereka akan barbeque-an malam ini. Jonas sudah mulai memanggang dibantu Noah, walaupun sahabatnya itu hanya kebagian menyicip dan pastikan bumbu pas.

Calvin hendak menurunkan kaki dan menapak lantai, tapi Harsa mencegah. "Wait no, jangan turun dulu. Dingin lantainya."

Athala masih di sana. Berdiri diam memperhatikan kaki telanjang Calvin dibalut kaos kaki coklat motif paw kucing putih oleh Harsa.

Usai kegiatannya itu, Harsa berdiri. Lalu secara bersamaan Athala dan Harsa mengulurkan tangan di depan Calvin. Awkward. Calvin tidak mau membuat salah satu sakit hati, jadi dia tidak terima keduanya.

Ternyata Athala benar-benar kang urut. Sekarang kaki Calvin sudah bisa berjalan lebih normal dari sebelumnya, walau tetap sedikit pincang.

"Woaah baunya. Sedeeep," ujarnya menarik salah satu kursi di meja makan.

Kursi di sampingnya berderit mundur dan Harsa menempati dengan segelas air di tangan. "Minum. Suara lo serak habis teriak-teriak tadi."

Sesuai briefing dari Kinanti, Harsa pastikan Calvin minum tanpa tersedak. Setiap tetes air yang ditelan dia perhatikan secara seksama.

"Kak water heater lo mati," itu suara Nuki. Kedatangannya membawa semerbak bau lemon dan sabun.

Semakin dekat, semakin terlihat wujudnya yang telanjang dada. Nuki hanya mengenakan celana boxer sementara handuk putih mengalung di leher sambil digunakan untuk mengelap rambut.

uhuk uhuk uhuk

Calvin tersedak. Harsa panik dan otomatis mengelus punggung 'adiknya'一mari kita resmikan panggilan itu agar supaya dia senang.

"Pelan-pelan."

"Iya terakhir dipake Noah habis itu rusak," Jonas menjawab Nuki. "Terus lo mandi pake air dingin?" tanyanya kemudian.

"Ya iya, masa pake air laut?"

"Ck. Kali aja pake air anget, ngerebus dulu tapi, kaya Calvin tadi."

"Halah nggak dingin-dingin amat juga." Nuki yang sudah berdiri di belakang Calvin lantas mengusak rambut cowok itu, sambil berkata, "Dasar bayi."

Mata Calvin membelalak lebar. Pun si pelaku pembuat jantung Calvin berdetak maraton sudah berlalu kembali masuk. "What the hell一" Calvin mengumpat dalam hati. "That was a fucking thirst trap?"

Bulu kuduknya sampai berdiri tegak. Bukan karena sepoi angin, sebab Harsa telah menyampirkan selimut ke bahunya.

Joe, Athala一tadi ke toilet, dan Nuki datang langsung membantu Jonas di pemanggangan. Musik reggae meramaikan kegiatan mereka di sela ribut dan bercanda.

Live a Calvin Life ⁽ᴱᴺᴰ⁾Where stories live. Discover now