10. Step-by-step plan

1.9K 242 23
                                    

Tyan sedang sibuk-sibuknya. Emosinya pun mudah tersulut. Beragam strategi sudah dilakukan一mendekati Regan salah satunya, juga menerima bantuan Harsa dan Joe demi informasi tambahan mengenai perilaku anak tiri Shelvia itu. Namun, mereka belum bisa mengambil langkah lebih jauh sebab 'kunci' sebagai bukti utama masih hilang.

"Jangan sok menggurui saya! Tugasmu cuma cari IT yang bisa restore data rekaman CCTV! Kalo saya mau melibatkan polisi udah dari awal saya lakukan, tapi saya lebih tau masalah ini daripada kamu!"

"Nggak ada yang nggak bisa!" Dia pijit dahinya, pening karena sang tangan kanan terlalu lamban.

"Panggil petugas monitor CCTV sekolah itu, suruh menghadap saya besok," pungkasnya, memutus panggilan secara sepihak. Tangan bebasnya lantas memukul setir mobil guna menyalurkan emosi.

Bolak balik kantor dan rumah sakit sudah menjadi rutinitas Tyan sampai apartemennya jarang dihuni. Telepon pintarnya pun sibuk setiap saat. Urusan kantor, urusan penyelidikan, dan urusan Calvin. Saking mendesaknya semua urusan, Tyan bisa membalas pesan sambil berjalan.

Brukk

Naas, dia kurang memperhatikan jalan sampai menabrak seseorang. Tyan tidak merasa bersalah. Dia sedang emosi, jadi dia anggap orang itu lah yang salah karena tidak menghindarinya. Sudah siap dengan kata-kata, tapi urung melihat sosok si penabrak.

"Mbok? Habis ketemu Calvin?"

Dia Mbok Iyem. Basa-basi Tyan tidak dijawab malah tangannya digenggam.

"Di sini ada video yang bapak harus lihat. Saya ambil diam-diam dari Regan. Sempet saya buka di warnet dan isinya ternyata punya den Calvin."

"Den Calvin nggak salah pak. Tolong jaga den Calvin dan maaf saya cuma bisa bilang itu karna saya nggak bisa lama-lama," lanjutnya.

Wanita paruh baya itu langsung pergi setelah menyerahkan flashdisk tanpa beri kesempatan Tyan untuk bertanya. Firasat Tyan berkata baik. Langsung dia hubungi Basta, berkata akan mendatanginya yang sedang mengerjakan sesuatu.

Andai dia tau, pucuk dicinta ulam pun tiba. Benda itu adalah milik Calvin yang sempat ditahan Regan.

一 •°•°•°• 一

Calvin benar-benar menurut. Semua aktivitasnya dilakukan di kamar. Untuk keluar saja perlu izin dari Tyan, apalagi ke sekolah. Kamarnya sampai dijaga bodyguard. Bermain ke poli anak dan taman misalnya, ada dua penjaga yang mengawasi.

Entah apa alasan Tyan semakin protective, yang penting Calvin tidak mau menjadi anak nakal pembangkang, membuat sang paman kecewa, dan berakhir meninggalkannya. Cukup orang tuanya saja yang pergi. Calvin tidak sanggup jika kembali ditinggal.

Beberapa hari lalu Basta membelikannya sebuah kamera

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Beberapa hari lalu Basta membelikannya sebuah kamera. Katanya supaya Calvin bisa mengabadikan kenangan baru untuk menimbun kenangan buruk.

Live a Calvin Life ⁽ᴱᴺᴰ⁾Where stories live. Discover now