"Tou-san bagaiman, Kaa-san?" tanya Itachi sembari bangkit dari duduknya. Sambil merangkul tangan Sasuke yang sepertinya masih sibuk bermain ponsel, Uchiha Mikoto dengan lembut menyeret Si Bungsu menuju meja makan. "Sepuluh menit yang lalu Tou-san dijalan menuju ke sini. Mungkin sebentar lagi akan tiba."

🦩🦩🦩


Pagi ini Sakura datang lebih awal. Gadis itu marah dengan kakaknya Sasori karena lagi-lagi permintaannya untuk ikut mendaki gunung Fuji tidak direstui. Biasanya, setiap hari Rabu Sakura selalu diantar oleh Sasori dikarenakan lelaki itu ada kelas di jam 08.00 pagi. Namun, sejak tadi malam, akibat penolakkan yang dilontarkan Sasori dengan alasan "jalur pendakian gunung Fuji lebih sulit daripada Shibutsu.", Sakura lantas mengurung diri di kamar dan menangis. Paginya, ia turun dengan pakaian sekolah di jam 06.00. Saat mendapati keluarganya ternyata sudah duduk di meja makan, gadis itu hanya menyapa kedua orang tuanya untuk berpamitan lalu keluar menuju halte bis. Sasori sempat mengejarnya sampai gerbang rumah sebelum Mebuki, ibu dari mereka menahan ia untuk membiarkan adiknya itu pergi sendiri. Sakura memang masih suka kekanak-kanakan jika itu dengan keluarga kecilnya. Tapi gadis Haruno itu yakin, setelah ini Sasori pasti akan mengizinkannya ikut. Ini jalan terakhir untuk membujuk kakaknya yang imut seperti bayi itu.

Karena lapar tidak sarapan, Sakura berinisiatif menuju kantin, memesan nasi goreng sebelum pergi ke kelas. Jam yang melingkar di tangannya masih menunjukkan pukul 06.37.

Sakura menyadari hanya ada tiga pengunjung kantin saat ini. Dirinya, seorang siswa yang sedang meminum teh sambil membaca buku dan pemuda yang Sakura kenal bernama Sabaku Gaara sedang menikmati sepotong roti lapis dan mungkin segelas kopi. Sakura melihat Gaara sebentar, mengingat kejadian beberapa waktu lalu saat ia mendengar kabar bahwa Gaara terlibat perkelahian dengan siswa satu kelasnya yang bernama Jiji. Gaara mendongak, memperhatikan Sakura yang lebih dulu memperhatikannya. Sakura bertahan menatap lelaki merah itu selama lima detik, sebelum akhirnya Sakura melihat nasi goreng di bawahnya. Ck, dia lupa mengatakan kalau telur mata sapinya setengah matang saja. Oh ya, ayo kita main cacing-cacingan lagi! Sakura mencoba membuka game favoritnya di ponsel.

Tap, tap, tap

Sakura mengetahui seseorang berdiri di depannya, lalu tak lama orang itu ikut duduk menghadap ke Sakura di meja yang sama.

"Maaf?" Tanya Sakura sopan. Ternyata orang itu adalah Gaara. Kenapa lelaki ini pindah? Atau kenapa harus di depannya? Di meja yang sama?

Gaara hanya mengangkat sebelah alisnya seperti bertanya "Ada masalah?"

"Kenapa kau pindah?" tanya Sakura lebih jelas.

"Apa aku tidak boleh menggunakan fasilitas
sekolah?" Lelaki itu menyesap kopinya. Mengulurkan tangan ke arah Sakura yang masih tenang menikmati sarapannya dan tanpa disadari lelaki itu meraih rambut Sakura sembari tampak meneliti.

"Ternyata rambutmu benar-benar bewarna merah muda."

Prang!

Suara sendok dan garpu beradu oleh piring keramik tak membuat Gaara menurunkan tangannya.

"Aku tak masalah jika kau ingin makan di meja ini. Tapi apakah menyentuh rambut seorang gadis tanpa izin itu menurutmu sopan?" Sakura mencekal tangan Gaara lalu menghempaskannya pelan.

"Jika sopan menurutku?" balas Gaara menantang.

"Kau benar-benar tidak punya etika, Merah!" sungut Sakura tajam. Sungguh dirinya tak habis pikir kenapa Gaara seberani itu. Bahkan mereka tidak pernah berbicara sebelumnya. Tuhan, selera makan Sakura hilang.

"Mata kau juga indah. Tadinya aku kira itu bewarna pekat, ternyata terang." Tangan Gaara kembali terulur seperti ingin menyentuh mata Sakura. Lelaki gila!

Sakura lantas bangkit, mengambil kotak susunya dan menekan minuman itu, mengahasilkan sebuah pancuran kecil yang mendarat di rambut merah Gaara. Susu strawberry itu sedikit membasahi surai Gaara. Sementara ia menyeringai aneh seperti bukan masalah baginya. Gadis itu merampas ransel miliknya sedikit kasar.

"Aku pikir rambutmu juga sedikit bewarna merah muda, Tuan." Sakura berdecih dan berlalu meninggalkan kantin. Tapi sebelum itu Gaara melontarkan sesuatu.

"Pink di atas merah tidak buruk juga." Ujarnya sambil memebersihkan kepalanya dengan tisu.

Sakura yang tetap berjalan lurus menghadiahkan Gaara jari tengah yang kemudian dibalas kekehan pemuda itu. Ada yang menyaksikan kejadian itu? Menyaksikan betapa tampannya Gaara saat ia tersenyum.

Sakura berjalan dengan wajah yang menunjukkan jika ia sedang dalam mood yang tidak baik. Semuanya rusak karena Gaara. Berjalan ke arah loker, gadis itu memasukkan sepatu dan seragam olahraganya. Meraba saku roknya, Sakura merasa ada yang salah.

"Sial, sial, sial." Yap. Gadis itu meninggalkan ponselnya di kantin. Tepatnya di bangku saat sarapan. Pikirannya sudah mulai buruk, jangan sampai manusia merah itu berbuat yang aneh-aneh. Sakura dalam bahaya.

Karena kebetulan tempat ia berdiri sekarang berada di lantai dua, Sakura berjalan terburu-buru menuju tangga sambil melihat dari balkon. Apakah di kantin sudah ramai? Apakah ada tanda-tanda orang menemukan sesuatu? Apakah Gaara masih di sana? Dan benar saja, pemuda bersurai merah itu sudah keluar, mendongak ke arah Sakura sambil mengangkat ponsel gadis itu ke atas. Sial, Gaara menyeringai!

"Mau apa setan merah itu?" Pekik Sakura tertahan karena frustasi.

"Hei! Tunggu di sana!" Teriak Sakura dari atas.

"Apa? Aku tidak mendengarkanmu, sayang!" Gaara bermain-main ternyata.

"Kembalikan ponselku!"

Bukannya mengindahkan, Gaara malah seperti berusaha megambil selfie, memperlihatkan Sakura yang berada jauh di belakangnya dengan muka kesal yang cukup jelas.

Ckrek! Satu foto terabadikan.

Gara kembali mengarahkan kamera pada Sakura di lantai 3.

Ckrek! Dua foto terabadikan.

Ahh...andai saja Gaara tahu password ponsel Sakura, pasti dia sudah mengirimkan foto itu ke nomornya.

"Jangan lancang kau, Sabaku.!"

Gaara menoleh, memperlihatkan ekspresi yang sangat menjengkelkan di mata Sakura. Mimpi apa ia semalam sampai harus berurusan dengan lelaki gila itu? Apa karma karena sudah mendiami Sasori?





















Gaara dan Sakura bertatapan kurang lebih 10 detik, sebelum kemudian entah kenapa Gaara mendaratkan ciuman ke ponsel Sakura dan berlari menghilang entah ke mana.

.

.

.

.

tbc🪶

Here With Me [END]Where stories live. Discover now