1 : Milk

1.5K 119 5
                                    

"Hn."

🦩🦩🦩

.

.

.

Jika hampir semua orang mendambakan kepopuleran di masa SMA mereka, sebagian laginya adalah mereka yang menginginkan ketenangan, memilih untuk jadi siswa biasa-biasa saja. Haruno Sakura adalah siswi yang memilih opsi kedua. Senju High School, tempat ia bersekolah merupakan Sekolah Menengah Atas terkenal di Tokyo, tempat anak-anak cerdas yang berasal dari keluarga berada bahkan konglomerat di Jepang. Status orang mampu bukan hal yang wah untuk dijumpai di SMA favorit tesebut. Semua anak tidak berlomba-lomba memamerkan harta orang tua mereka dibanding menunjukkan seberapa pantas mereka di tempat itu. Seperti halnya Sakura yang selalu berusaha mempertahankan posisi 5 besar siswa dengan perolehan nilai tertinggi di setiap kenaikan kelas. Satu hal yang membuat ia dikenal dan dua halnya adalah surai merah muda gadis itu. Sakura seorang yang memiliki warna rambut itu di sekolahnya. Meskipun berisi anak-anak ambisius, lantas bukan berarti tidak ada hal seru di dalamnya. Seperti di jam kosong saat ini. Sebagian kelas diberikan sedikit tugas sebelum kemudian ditinggal rapat oleh guru mereka.

"Jidat, kau akan makan apa istirahat nanti?" seorang gadis pirang mencuil punggung temannya dengan pena. Sang empu berbalik, lantas menunjuk kolong mejanya.

"Kaa-san membawakanku bekal." Sakura menjawab. Ia kembali menghadap ke depan. "Mungkin aku hanya akan membeli susu nanti." Sambungnya.

"Kenapa akhir-akhir ini Obaa-san sering membawakanmu bekal. Aku kan juga mau." Tutur gadis bernama Yamanaka Ino tersebut sambil menangkup wajahnya di tangan.

"Aku yang meminta. Memangnya kau? Yang mengabdi pada lelaki yang bahkan belum resmi menjadi pacarmu." Sindir Sakura. Ia tahu sahabat popoknya itu hampir setiap pagi membuat onigiri untuk lelaki klan Shimura di kelas sebelah. Ino selalu mengeluh ingin membawa bekal, namun anehnya setiap bento yang disiapkan pagi-pagi buta olehnya selalu berakhir di tangan Shimura Sai. Lihat saja jam pulang nanti, pasti lelaki itu mengembalikan tempat bekal Ino. Sakura kembali fokus pada game di ponselnya. Ada makhluk melata di layar Iphone 12 pro miliknya.

"Itu yang dinamakan usaha. Kapan lagi kau melihat perempuan berjuang untuk laki-laki dengan cara semanis itu? Kau harusnya juga seperti ini kepada-"

"Stttt!!!" Sakura langsung berbalik menyuruh Ino berhenti berbicara.

Ino terkekeh geli. Ia kemudian bangkit lalu menunduk ke arah meja Sakura. Ia meraih binder milik gadis merah muda itu.

"Aku lihat nomor 4. Materi soal itu tidak aku catat." Jawab Ino tanpa ditanya. Sakura menjawab dengan bergumam sambil tetap fokus ke game-nya.

Seorang siswa di samping Ino lantas menoleh. "Aku juga ya, Saki." Sakura mengalihkan atensinya mendengar nama kecilnya di sebut. "Nomor 1-7." Sambung lelaki itu.

"Enak saja kau Suigetsu! Kau mau mencontek atau minta tolong?" Sungut Ino.

Sakura mengernyit. Apa bedanya coba? Dasar Ino bodoh.

Sakura berdecak. Sungguh ia malas berdebat sekarang. "Terserah. Kau lihat saja."

"Yeay! Terimakasih, Sakura. Hihi. Aku akan mentarktirmu coklat panas nanti.". Katakan saja terus itu Suigetsu, tapi dari dulu cokelat panas itu tidak pernah Sakura terima, bruh.

"Jidat! Kau tak seharusnya memberi ia contekan! Dia pasti akan membocorkan jawabanmu ke anak-anak lain." Prasangka itu malah menimbulkan tatapan tak senang dari siswa-siswi yang tadinya sedang mengerjakan soal atau hanya sekedar bercerita dengan tenang. Ino terlalu frontal.

Here With Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang