twenty two

5.4K 427 38
                                    

Itu buat yg baca tapi ga prnah vote ,apa gatau cara menghargai karya orang kah?

Sudah terhitung 1 minggu haechan di diami oleh anak nya, bukan hanya haechan mark pun juga mendapat perlakuan yg sama , setiap hari haechan hanya dapat melihat anak nya yg berusaha melakukan segala nya sendiri, prince menolak semua bantuan haechan, dia juga menolak semua bantuan maid.

Dia bhkan memasang oksigen nya sendiri saat di rasa nafas nya memberat, haechan selalu menangis melihat anak nya, entahlah hormon hamil membuat nya gampang menangis dan berkecil hati, tapi suami nya selalu menguatkan nya dan blg kalau anak nya hanya butuh waktu, dan dia hanya harus bersabar sbntar lg.

Entah sampai kapan dia harus bersabar, rasanya haechan ingin marah, tapi tdak mungkin dia memarahi anak nya, dia faham perasaan anak nya, tapi lagi lagi dia berfikir, apakah harus sampai mengabaikan nya seperti ini?.

Saat ini mereka tengah menikmati makan malam bersama, seperti biasa haechan menyiapkan makanan untuk suami nya, dia sudah akan mengambil piring prince sebelum anak itu berkata.

"Aku bisa sendiri ma" ucap prince sambil tersenyum kecil.

"Mama bantu gapapa ya" jawab haechan lembut.

"Mama mkn lah, aku bisa mengambil nya sendiri" ucap prince lagi sambil mengambil nasi dan beberapa lauk, dia mulai memakan makanan nya.

Haechan hanya menatap tdak minat pada makanan nya, lagi lagi mata nya hanya tertuju pada anak semata wayang nya itu.

Mark yg melihat itu pun, menghela nafas nya , dia juga sangat bingung harus bagaimna, di satu sisi anak nya butuh waktu, dan di sisi yg lain ada istri nya yg tdak bisa di acuhkan bgitu oleh anaknya.

Sang kepala keluarga akhir nya membuka suara untuk mengakhiri drama ibu dan anak ini.

"Ada apa sebenarnya prince?" tanya mark, tdak ada nada tinggi hnya suara khas tuan xavier, deep voice dan lembut secara bersamaan.

"Hmm? Aku? Memang nya aku knpa?"
Tanya prince kembali.

"Ada apa dengan sikap mu itu? Kau mangabaikan bantuan orang lain termasuk mama" ucap mark kini dia melihat ke arah anak nya, prince hanya sibuk dengan makanan nya, dia tdak berani menatap ayah nya.

"Aku hanya mencoba mengurangi beban kalian, sudah penyakitan setidak nya aku tdak menyusahkan dengan hal yg lain" ucap prince santai.

"Tidak ada yg merasa terbebani chenle, Mama merawat kamu dengan tulus dan ikhlas , jangan mengatakan itu lagi , mengerti?" ucap haechan dengan suara yg bergetar, entah knapa kata kata prince tdi sangat menusuk hati nya, di tambah hormon kehamilan nya yg membuat dia lebih sensitif.

"Tapi itu kenyataan nya ma! " ucap prince sedikit meninggikan suara nya.

"Hey! Perhatikan nada bicara mu! bgitu cara mu berbicara dengan org yg sudah susah payah melahirkan dan merawat mu chenle?"

"Jika sudah tau akan susah payah merawat ku, knpa juga harus mekhirkan ku? Biarkan saja aku mati dari awal" ucap prince menatap ayah nya.

"Chenle!" bentak haechan.

"Aku sudah selesai, Terima kasih makanan nya" dia bangun pdahal mkanan nya masih tersisa bnyak, dia baru makanan sekitar 3 suap, tpi omongan singkat ini membuat mood mkan nya hilang.

Saat akan menaiki tangga suara ayah nya menginterupsi.

"Berhenti di situ prince!" ucap mark lg dengan suara yg lantang.

"Cukup ma, pa berhenti berteriak aku benci di teriaki seprti itu, aku hanya meminta waktu sbntar, apa kalian tdak bisa memahami ku? Maaf kalau sikap ku malah membuat keributan seperti ini"

Zanxavier Family♕Onde histórias criam vida. Descubra agora