Sajak Api

2 0 0
                                    


Kini bara di peraduan tampak keriput akibat dari batu yang dimuntahkan langit, padahal dia tahu tabib membuat ramuan dari ratusan tulang binatang, tapi kenapa harus mengaku gelap seperti sikap Rama lenyap dalam rayuan amis. Seakan arwah yang murung kembali menguap dan memohon ampunan Rahwana.

Memang, peristiwa itu sudah layu dan busuk bahkan menghabiskan umur, namun tetap saja tubuhnya melemah, pucat, dan gelisah sepanjang hidup.

Di saat jemarinya meregang, pertanda dia bertekuk pada dosa dengan mempermainkan bara lalu membakar raga dan sajak ini. Tak bisa dihindari karena tubuhnya sudah terikat bayangan di ujung api yang mematikan.


Addison Stevandi, 2006   

Mengeja Pahit (Kumpulan Puisi dan Prosa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang